Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Dua Episode Awal "The Rings of Power", Visual Impresif Tapi Membosankan

3 September 2022   21:33 Diperbarui: 4 September 2022   19:40 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi visual dalam film "The Lord of The Rings: The Rings of Power". Sumber: Amazon Studios via Kompas.com

Ya, untuk menilai film serial baik dan buruk tentunya tak cukup hanya dengan menonton video trailer. Harus ditonton hingga selesai.

Akhirnya kuperpanjang langganan Amazon Prime demi menyaksikan serial ini. Setiap bulannya dikenai sekitar Rp 59 ribu.

Berikut ulasan untuk dua episode awal The Rings of Power kuupayakan minim spoiler.

Fokus cerita ini second age, ribuan tahun sebelum kejadian di "The Hobbit" dan "The Lord of the Rings". Jadi bakal tidak ada Legolas dan kawan-kawannya.

Tokoh utamanya adalah Galadriel muda dan Elrond muda yang masing-masing diperankan oleh Morfydd Clark dan Robert Aramayo. Dikisahkan Galadriel menyimpan luka dan dendam karena kakak laki-lakinya, Finrod, tewas ketika memburu Sauron.

Visual berlayar ini sungguh epik (sumber: Amazon Prime dalam Polygon) 
Visual berlayar ini sungguh epik (sumber: Amazon Prime dalam Polygon) 

Setelah Numenor hancur oleh Morgoth, bangsa Elf berpindah ke Middle-earth. Finrod dan Galadriel yakin kekuatan jahat masih ada dengan masih hidupnya Sauron beserta pengikutnya. Jumlah orc juga terus bertambah.

Galadriel terus berupaya memburu Sauron. Di tempat lain, di perkampungan manusia, juga mulai muncul kekuatan jahat.

Visual CGI yang Impresif, Karakter Tak Konsisten

Dengan sumber pendanaan yang begitu besar, tak heran jika "Rings of Power" begitu memikat dari sisi visual. Sepertinya dana produksi banyak tersedot di tanah CGI, sehingga visualnya memang begitu impresif.

Istana Durin nampak begitu megah. Begitu juga dengan rombongan Elf dan kapal layarnya. Begitu fairy, membawa penonton ke negeri fantasi yang indah. Demikian juga dengan skoringnya. Skoring gubahan Bear McCreary begitu indah. Serasi untuk kisah fantasi.

Visual yang epik tak dibarengi cerita yang apik (sumber: Amazon Prime dalam Time) 
Visual yang epik tak dibarengi cerita yang apik (sumber: Amazon Prime dalam Time) 

Namun, sayangnya visual untuk kostum dan detail lainnya seperti rambut kurang diperhatikan. Kostum peri nampak kurang wah. Yang bikin tanda tanya adalah rambut para peri. Di film trilogi "The Hobbit" dan "The Lord of the Rings" desain penampilan para peri selain memiliki kuping meruncing yakni rambut yang panjang, termasuk pria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun