Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Dua Episode Awal "The Rings of Power", Visual Impresif Tapi Membosankan

3 September 2022   21:33 Diperbarui: 4 September 2022   19:40 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi visual dalam film "The Lord of The Rings: The Rings of Power". Sumber: Amazon Studios via Kompas.com

Tapi di serial ini banyak peri pria berambut pendek. Ada beberapa netizen yang membela, usia peri sangat panjang, bisa jadi rambut mereka bakal terus tumbuh.

Demikian juga dengan peri dan kurcaci (dwarf) di sini yang multiras. Seingatku dalam buku Tolkien disebutkan bahwa peri itu memiliki kulit yang pucat. Sedangkan untuk kurcaci memang tidak ada gambaran detail seperti biasanya berjenggot. Sepertinya Amazon mengikuti tren film di mana menjunjung keberagaman ras.

Di sini penonton diperkenalkan dengan dunia Numenor, perasaan saling curiga antara bangsa peri dan manusia, percintaan bangsa peri dan manusia seperti yang dialami oleh Arandir dan Bronwyn, juga ras seperti Hobbit yakni ras Harfoot.

Memang ada banyak misteri yang mengundang rasa ingin tahu. Namun jalan cerita yang lambat, alur cerita yang terasa lompat-lompat karena banyak karakter yang ingin diperkenalkan, skenario yang buruk, dan juga dialog yang hambar membuat film ini terasa membosankan.

Galadriel jadi seperti Xena the warrior (sumber gambar: Amazon Prime dalam Movieweb) 
Galadriel jadi seperti Xena the warrior (sumber gambar: Amazon Prime dalam Movieweb) 

Galadriel dan Elrond versi layar lebar (sumber Newsweek) 
Galadriel dan Elrond versi layar lebar (sumber Newsweek) 

Pada episode pertama sepanjang 1 jam lebih sedikit, aku menguap lebar. Rasanya sungguh berat menyelesaikan filmnya. Baru pada episode kedua agak lebih menarik tapi tetap terasa membosankan. Entahlah semoga di episode ketiga dan seterusnya bakal lebih baik.

Namun sungguh aku kecewa dengan film ini. Kekecewaanku berpusat pada sosok Galadriel dan Elrond. Keduanya memiliki perubahan karakter yang besar, di mana tak konsisten dengan karakter mereka yang ada di trilogi "The Hobbit" dan "The Lord of the Rings".

Dalam film layar lebar, Galadriel digambarkan sebagai peri yang punya kekuatan besar, ia cantik, misterius, juga lembut. Ia bisa berupa menjadi menakutkan jika ada ancaman.

Namun sayangnya dalam serial ini Galadriel digambarkan seperti Xena atau Wonder Woman. Ia digambarkan sebagai pejuang yang keras kepala. Ia nampak superior di antara para peri pria. Entahlah, hingga dua episode, Galadriel tidak nampak sebagai sosok yang simpatik, kecuali dia adalah pejuang yang pemberani.

Elrond di serial nampak lembut (sumber: Amazon Prime dalam Greenscene) 
Elrond di serial nampak lembut (sumber: Amazon Prime dalam Greenscene) 

Elrond di serial ini malah digambarkan lembut. Usianya nampak sebaya dengan Galadriel, padahal Galadriel adalah ibu mertuanya.

Menyaksikan karakter Galadriel dan Elrond di serial ini lalu membandingkannya dengan versi layar lebar terasa sangat berbeda. Galadriel versi serial dan layar lebar seperti dua orang yang berbeda. Demikian juga dengan Elrond.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun