Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Kompasiana Baik-baik Saja? (Tamat)

29 Desember 2021   20:27 Diperbarui: 29 Desember 2021   20:31 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer adalah sosok yang sebenarnya loyal tapi kondisi yang tak nyaman bisa membuat mereka berubah pikiran (sumber gambar: pusat franchise.com) 

Padahal komunitas membawa nama Kompasiana. Ketika nama komunitas bagus di mata klien maka nama Kompasiana juga ikut terdongkrak.

Masalah lainnya yang juga pernah diungkit para Kompasianer yakni soal artikel utama yang lebih banyak memberikan porsi ke gaya hidup terutama anak muda. Sementara porsi artikel utama untuk politik dan ekonomi semakin berkurang. Padahal mesin kampanye sudah mulai dipanaskan dan masalah ekonomi di Indonesia masih sesuatu yang legit dibahas. Eh jangan-jangan penulisnya sebagian sudah menghilang? Ups...

Soal hadiah Kompasiana Awards juga jadi bahan omongan, seperti yang dibahas oleh mas David Abdullah. Ya, memang kontradiktif. Di satu sisi manajemen merayakan angka-angka fantastis dan berani memberikan K-rewards hingga tujuh jutaan. Tapi mengapa ketika memberikan K-Awards dengan nilai berkurang jauh kemudian beralasan Kompasiana sedang mengalami kondisi finansialnya.

Ehem...

Ketika Kucing Mengeluarkan Cakar
Sejak mas Nurul bersemangat mengabarkan kabar pencapaian Kompasiana dengan angka-angka fantastisnya disertai rencana mengadakan program baru Kompasiana Hub, ada alarm bawah sadar berbunyi. Alarm kembali menyala ketika ada transferan dana hadiah dan permohonan maaf hadiah berkurang.

Si Kidut ini manis tapi bisa jadi ancaman ketika mengeluarkan cakar (dokpri) 
Si Kidut ini manis tapi bisa jadi ancaman ketika mengeluarkan cakar (dokpri) 

Ada apa dengan Kompasiana? Apakah ia baik-baik saja?
Angka-angka fantastis itu nampak berkilauan. Sebuah catatan performa yang cemerlang menutup akhir tahun. Sebuah laporan yang bagus, memenuhi atau malah melebihi target.

Namun melihat catatan kaleidoskop disusul membaca ulang grafik yang dibagikan mba Wida rasanya ada yang aneh. Lagi-lagi kontradiksi. Ini seperti sebuah saham yang nilainya dikatrol naik tapi performa perusahaannya padahal kurang bagus.

Hal tersebutlah yang membuat si penulis yang biasanya adem ayem, yang biasa memilih menulis dengan topik hiburan dan kucing-kucing lucu, kemudian mengeluarkan kalkulator dan membaca ulang grafik, lalu membuat analisis panjang lebar. Dari ketiga artikel sudah ada sekitar 5 ribu kata. Sudah cocok jadi sebuah paper konferensi.

Si penulis yang biasanya mendengarkan musik metal lalu mematikan musiknya dan berkata dalam dirinya. Ada sesuatu yang kurang pas. Ia lalu susah tidur dan bergadang mencari data untuk memperkuat analisisnya. Ibaratnya seperti kucing yang sedang mengasah kukunya. Ia tengah menyiapkan cakarnya.

Sebuah Dilema
Bukan. Penulis tidak membenci Kompasiana. Malah sebaliknya. Terbayang di mata penulis wajah mas Kamil yang lelah, mas Kevin yang menahan diri karena membaca komen negatif itu juga penuh energi negatif, Mbak Widha dan mbak Nindy yang sibuk memoderasi konten, dan mas Nurul yang nampak kuyu dan kurang bersinar di Kompasianival.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun