Pembacaan pengumuman nominasi FFI 2021 pada 10 Oktober lalu banyak mengundang perhatian. Hal ini disebabkan ada dua film yang meraup nominasi begitu banyak, apabila dibandingkan nominasi yang diraih film-film lainnya. Keduanya adalah "Penyalin Cahaya" dan "Yuni".
"Penyalin Cahaya" yang memiliki judul internasional "Photocopier" berada di posisi pertama yang mendapatkan nominasi terbanyak. Ada 17 nominasi yang diraihnya, termasuk empat kategori utama, film, sutradara, pemeran utama pria dan pemeran utama wanita terbaik.
Sementara "Yuni" berada di urutan kedua dengan 14 nominasi. Film ini juga mendapatkan nominasi di kategori utama, namun hanya tiga. Yaitu film, sutradara, dan pemeran utama wanita terbaik.
Dengan demikian Arawinda Kirana sebagai Yuni akan bersaing dengan Shenina Cinnamon yang dalam film "Penyalin Cahaya" berperan sebagai Suryani. Performa akting kedua pemeran utama wanita dan cerita dalam film ini sama-sama menarik untuk disimak.
Baru film "Yuni" yang telah saya tonton. Film "Penyalin Cahaya" sendiri baru sekadar trailer yang saya simak. Kedua film ini akan tayang secara reguler di bioskop pada bulan Desember mendatang.
Film "Yuni" seperti dalam artikel saya sebelumnya (ulasan film "Yuni") bercerita tentang anak SMA bernama Yuni yang sudah dilamar kedua kalinya. Ketika lamaran ketiga hadir, ia menjadi ragu karena kuatir akan pamali. Padahal ia punya mimpi untuk bersekolah tinggi.
Sedangkan dari trailer film "Penyalin Cahaya", penonton baru bisa menebak-nebak apa yang akan disajikan dalam film ini melalui potongan adegan-adegannya. Dari trailer dan sinopsis yang telah dibagikan, "Penyalin Cahaya" bercerita tentang nasib apes yang dialami Suryani.
Suryani adalah penerima beasiswa. Ia masih duduk di tahun pertama universitas. Ia aktif membantu Teater Matahari, menjadi perancang websitenya.
Ketika Teater Matahari berhasil meraih penghargaan, ia pun menerima undangan pesta perayaan. Suryani sebelumnya tak pernah menghadiri pesta.
Usai pesta, keesokan harinya ia dikejutkan dengan banyak hal. Beasiswanya dibatalkan karena ia mengunggah foto selfie yang tak pantas. Ia terkejut sementara ia tak ingat apapun dengan kejadian saat pesta. Ia pun lalu meminta sobatnya yang bekerja di usaha fotokopian membantunya memecahkan kasus yang menimpanya.
Kedua film ini baik "Yuni" maupun "Penyalin Cahaya" sama-sama memiliki karakter utama gadis remaja yang cerdas dan aktif. Keduanya juga sama-sama memiliki mimpi. Namun entah bagaimana mimpi mereka terhalang kondisi.
"Yuni" sendiri lebih ke drama tentang penggalian karakter Yuni dan bagaimana ia menyikapi masalahnya. Sedangkan "Penyalin Cahaya" Â lebih bernuansa ke misteri kriminal.
Kedua film ini sama-sama telah melalang buana ke festival mancanegara. "Yuni" meraih Platform Prize di TIFF 2021. Sedangkan "Penyalin Cahaya" tampil di Busan International Film Festival 2021.
"Penyalin Cahaya" sendiri merupakan debut Wregas Bhanuteja di film panjang. Sebelumnya Wregas mengantongi banyak penghargaan baik dalam negeri maupun mancanegara lewat film pendeknya seperti "Lemantun", "Tak Ada yang Gila di Kota Ini", "Lembusura", dan "Prenjak".
Film-film Berikut Bisa Jadi Kuda Hitam
Dua film di atas memang banyak dijagokan. Bahkan "Yuni" telah terpilih untuk mewakili Indonesia di ajang Academy Awards 2022. Namun ada beberapa film yang juga bisa menjadi kuda hitam.
Film-film ini juga banyak dijagokan dan mendapatkan beberapa nominasi. Film-film tersebut adalah "Ali & Ratu-ratu Queens", "Layla Majnun", "Preman", "Cinta Bete", "Paranoia", dan "Jakarta vs Everybody".
Bisa jadi ada kejutan di ajang FFI 2021 sehingga kedua film di atas tak mendominasi. Andaikata film Edwin yang berjudul "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" juga masuk dalam penjurian FFI tahun ini, maka persaingan tentunya bakal makin sengit.
FFI 2021 direncanakan dihelat pada 10 November mendatang. Yuk kita tunggu saja siapa saja yang nantinya akan berhasil mendapatkan piala Citra tahun ini.