Mohon tunggu...
Dewi Setiyowati
Dewi Setiyowati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Aku seorang guru bk

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hari Biru Kehidupan

15 Desember 2021   10:08 Diperbarui: 15 Desember 2021   10:41 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Haru Biru Kehidupan
Berawal dari lahir ke dunia ini
Lalu tumbuh menjadi jiwa yang penuh rasa
Waktu ke masa kita mulai hidup
Tumbuhlah pedar-pedar rasa dalam jiwa
Kemudian muncullah warna kehidupan yaitu rasa.
Rasa persahabatan , pertemanan, bahkan gejolak persaingan antara jiwa-jiwa muda
Rasa sayang, cinta, dan benci tumbuh satu persatu tanpa memandang siapa dia.
Aku berada di dalamnya dan mungkin semua jiwa juga berada didalamnya menjadi satu bagian kehidupan.
Dan akhirnya kita semua bermuara pada sebuah sisi kehidupan.
Pada masa itu benih-benih rasa bermunculan
Diantara kita hingga rasa itu kini tak berujung dan mengambang di cakrawala hati yang luas.
Satu persatu haru biru rasa kita lalui, suka duka, tangis tawa, kecewa dan luka hati semua telah menjadi bagian kehidupan kita.
Pemberontakan jiwa yang dulu ada kini tlah sirna bersamaan dengan waktu.
Hingga kita luruh dan luluh bersamanya.
Kepasrahan itu dipaksa oleh sang waktu
Hingga akhirnya waktu pula yang akan menemukannya.
Tapi waktu pula yang merubah segalanya
Karena rona senja telah meraup kita
Mendekapnya dalam ketidak berdayaan kita
Semua telah berubah ada batas cakrawala yang semu yang selalu menjadi pemisahnya.
Dan itulah yang selalu mengharu biru kehidupan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun