''Kita harus meihat secara proporsional  anak-anak kita, jangan hanya melihat sisi negatifnya saja, tetapi gali sisi positifnya,'' ajak Ummi K Irawan.
Lantas, bagaimana agar  ngobrol dengan anak  bisa mengasyikan dan  nyambung? Perlakukan anak secara proporsional dan tentunya sesuai tipe kepribadiannya.
"Untuk anak koleris yang selalu ingin jadi nomor satu, cobalah memberi mereka kepercayaan sesuai kemampuan anak. Jangan coba-coba untuk mematahkan, Â nanti jiwa mau jadi nomor satunya terluka. Apresiasi semua pencapaiannya,'' terang Ummi.
"Meski kita akan berpikir anak ini sangat ambisius ya. Tetap beri kepercayaan dan apresiasi. Oh kamu bagus, mama sangat senang karena kamu anak yang tidak gampang menyerah,'' jelas  Ummi.
Anak tipe korelis  juga  selalu mau menentukan pilihannya sendiri. Beri dia keleluasaan untuk bertindak .
"Tapi sebelumnya buat kesepakatan  antara  orangtua dan anak. koridor-koridor apa saja yang boleh dia lakukan, mana yang tidak. Kepadanya  sampaikan segala sesuatu secara singkat aja, jangan berbelit-belit. Karena yang dipikirkan anak koleris adalah hasil, maka pertanyaan yang diajukan adalah apa hasilnya,'' lanjutnya.
Kembali lagi ke si sanguin, dia adalah tipe yang gila pujian dari setiap pencapaiannya.
Sehingga pujian sangat penting bagi si sanguin, pujilah secara tulus dan sesering mungkin.
''Berbeda banget sama korelis kan. Anak sanguin lebih senang dipeluk dan diapresiasi, daripada dibelikan barang,'' ujar Ummi.
Namun begitu, anak sanguin  mudah bertindak secara emosional dan impulsive, sehingga perlu dididik untuk mengontrol emosinya. Dia butuh diapresiasi dan diajari cara membuat keputusan yang logis,