Mohon tunggu...
Dewayuanata WilhelminaGS
Dewayuanata WilhelminaGS Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa Universitas A'isyiah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Social Movement UNISA Yogyakarta

21 September 2025   07:39 Diperbarui: 21 September 2025   07:39 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sosial movement UNISA Yogyakarta pada tanggal sabtu,20 september 2025

Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Digital: Tantangan, Peluang, dan Tanggung Jawab
Pemateri; Dr. Punang Amaripuija, S.E., S.T., M.I.T. 

mengenai "Perguruan Tinggi di Era Digital dan Revolusi" mengupas secara mendalam bagaimana lanskap pendidikan, teknologi, dan inovasi saling berinteraksi dan menuntut adaptasi. Presentasi ini tidak hanya menyoroti pesatnya perkembangan teknologi, tetapi juga memberikan kerangka berpikir untuk menyikapinya secara strategis dan bertanggung jawab.

Memahami Revolusi Industri: dari Mekanisasi hingga Kecerdasan Buatan
Materi ini memulai dengan memetakan perjalanan sejarah Revolusi Industri. Tahap pertama dimulai dengan mekanisasi, tenaga air, dan uap, yang kemudian berkembang menjadi produksi massal dan listrik pada tahap kedua. Revolusi Industri ketiga ditandai dengan munculnya komputer dan otomasi. Kini, kita berada di tengah Revolusi Industri Keempat yang berfokus pada Sistem Siber Fisik, di mana dunia fisik dan digital terintegrasi melalui kecerdasan buatan, data besar, dan Internet of Things (IoT). Perkembangan ini bersifat eksponensial, tidak linier, yang menjelaskan mengapa banyak prediksi masa lalu seringkali salah.
Fenomena Prediksi yang Keliru dan Inovasi yang Terabaikan

Prediksi Salah yang Terkenal

"Kuda memang ada untuk bertahan, tapi mobil hanyalah sebuah hal baru - sebuah tren sesaat." Presiden Michigan Savings Bank menasihati pengacara Henry Ford, Horace Rackham, untuk tidak berinvestasi di Ford Motor Co., 1903

"Kotak musik nirkabel tidak memiliki nilai komersial yang terbayangkan. Siapa yang akan membayar pesan yang tidak dikirim kepada siapa pun secara khusus?" Tanggapan Associates of David Sarnoff, ketika diundang untuk berinvestasi di radio

Mengebor minyak? Maksudmu mengebor ke dalam tanah untuk mencoba menemukan minyak? Gila. -- Para pengebor yang coba direkrut Edwin L. Drake untuk proyek pengeboran minyaknya pada tahun 1859.

orang sering kali gagal memprediksi masa depan karena jawaban yang "salah" justru terasa masuk akal pada saat itu. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan untuk melihat inovasi yang mendisrupsi, seperti miniaturisasi, jaringan, internet, antarmuka grafis yang ramah pengguna, dan biaya komponen komputer yang terus menurun.
Kunci untuk memahami ini adalah dengan
membedakan antara Inovasi Berkelanjutan (Sustaining Innovation) dan Inovasi Disrupsi (Disruptive Innovation). Inovasi berkelanjutan beroperasi di pasar yang sudah ada dan bertujuan untuk meningkatkan kinerja, sementara inovasi disrupsi menciptakan pasar baru yang belum terpikirkan. Sifat inovasi disrupsi yang dramatis dan mengubah aturan main sering kali membuat pasar yang ada gagal beradaptasi.

Kecerdasan Buatan: Bukan Pengganti, Melainkan Asisten Pembelajaran
Dengan data yang menunjukkan bahwa AI generatif seperti GPT-4 telah berhasil lulus ujian hukum dan etika, muncul pertanyaan tentang bagaimana mengintegrasikan teknologi ini ke dalam dunia pendidikan.
Materi ini menawarkan panduan yang jelas dan bertanggung jawab:
1.AI sebagai Asisten, Bukan Pengganti: AI harus dilihat sebagai alat bantu untuk belajar, bukan sebagai substitusi. Penggunaannya ditujukan untuk meningkatkan, bukan menggantikan, proses pembelajaran mandiri.
2.Optimalisasi untuk Brainstorming dan Ringkasan: AI dapat digunakan secara efektif untuk brainstorming ide, meringkas materi, atau membuat latihan soal, tetapi tidak boleh digunakan untuk menyalin mentah-mentah.
3.Pentingnya Transparansi dan Verifikasi: Penggunaan AI harus transparan sesuai dengan kebijakan dosen atau mata kuliah. Mahasiswa wajib melakukan cek fakta, verifikasi sumber, dan menyadari potensi bias yang ada.
4.Integritas Akademik: Hal terpenting adalah menjaga jejak akademik yang jujur, orisinal, dan dapat dipertanggungjawabkan. Penggunaan AI harus mendukung integritas ini, bukan menguranginya

Tantangan dan Transformasi Perguruan Tinggi
Secara keseluruhan, materi ini menekankan bahwa perguruan tinggi di era digital harus beradaptasi untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja yang terus berubah. Transformasi ini mencakup:
*Pembaruan Kurikulum: Pengembangan kurikulum yang relevan dan fokus pada pengembangan keterampilan yang diperlukan di era digital.
*Peran Dosen sebagai Fasilitator: Dosen tidak lagi hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, interaktif, dan berpusat pada mahasiswa.
*Pemanfaatan Teknologi: Penggunaan e-learning, platform online, dan alat digital untuk menciptakan pembelajaran yang lebih personal dan fleksibel.
Dengan memahami bahwa teknologi bersifat eksponensial dan disrupsi adalah keniscayaan, kita dapat lebih bijak dalam memanfaatkan kemajuan ini.

3 Formula Rahasia Ubah Generasi Rebahan Menjadi Generasi Emas
Oleh :Irfan Amale

 Menurut Irfan Amale terdapat tiga formula rahasia untuk menjadi
generasi emas:
1. Menjadi pendengar yang baik -- kemampuan mendengar adalah dasar dari komunikasi efektif,
karena dari sana lahir pemahaman dan empati.
2. Berani keluar dari zona nyaman -- keberanian mencoba hal baru akan membuka ruang
pembelajaran yang lebih luas.
3. Membangun pola pikir berkembang (growth mindset) -- dibandingkan pola pikir tetap (fixed
mindset), growth mindset membuat kita lebih adaptif terhadap perubahan dan tantangan.
2. Growth Mindset vs Fixed Mindset
- Growth Mindset: yakin bahwa kemampuan bisa terus berkembang melalui usaha, pembelajaran,
dan pengalaman.
- Fixed Mindset: menganggap kemampuan adalah sesuatu yang tetap dan tidak bisa diubah.
Perbedaan mindset ini akan memengaruhi cara kita menghadapi kegagalan, peluang, serta proses
dalam mencapai tujuan hidup.
3. Menemukan Potensi Diri (Ikigai)
Untuk memahami potensi diri, digunakan konsep Ikigai dari Jepang, yang berarti "alasan untuk
hidup". Ikigai berada di persimpangan empat elemen penting:
1. Apa yang aku sukai (Passion)
2. Apa yang aku kuasai (Vocation)
3. Apa yang bisa aku jalani sebagai profesi (Profession)
4. Apa kontribusiku pada dunia (Mission)
Dengan menemukan titik temu keempat aspek ini, seseorang dapat memahami arah hidup, tujuan,
sekaligus sumber motivasi yang paling mendalam.
4. Visi, Misi, dan Sistem Kehidupan
Setelah menemukan potensi diri, langkah berikutnya adalah merumuskan visi dan misi pribadi. Visi
adalah gambaran besar tentang apa yang ingin dicapai, sementara misi adalah langkah nyata yang
ditempuh untuk mewujudkannya.
Untuk menjaga konsistensi, kita perlu hack and build your system (membangun sistem pribadi):
1. Mengaktifkan "tombol rahasia" motivasi.
2. Membuat tanda kenangan (memory cue) untuk mengingat tujuan.
3. Mengaplikasikan prinsip 1% Atomic Habits --- perubahan kecil yang dilakukan terus-menerus
akan menghasilkan dampak besar.
5. Mengapa Kita Sering Gagal Ditekan dan Dipengaruhi?
Kegagalan sering terjadi karena kita tidak menyadari mekanisme persuasi yang aktif dalam diri.
Saat hal ini bekerja, kita akan cenderung mengikuti dorongan luar. Untuk mengantisipasi, penting
memahami berbagai reaksi psikologis yang memengaruhi keputusan, yaitu:
a. Kesenangan
b. Kebanggaan
c. Keingintahuan
d. Minat
e. Purpose (tujuan hidup)
f. Kebiasaan
g. Manfaat
h. Tantangan
i. Keyakinan
j. Makna
Dengan mengenali faktor-faktor tersebut, seseorang bisa lebih bijak dalam mengelola motivasi dan
tidak mudah terjebak oleh pengaruh negatif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun