"Mas, bisa pinjam koreknya?" Perempuan berambut sebahu dan sedikit ada kesan merah berucap.
"O, boleh. Ini."
Agung tak mau kehilangan kesempatan. Ia menyodorkan korek di atas meja. Padahal pemilik korek itu adalah Jai. "Dasar Agung tak mau kalah," pikir Jai.
Tangan Agung dan perempuan itu bak pinang dibelah dua ketika saling memberi dan menerima korek. Hanya pinangnya berbeda. Tangan Agung pinang tua, coklat. Sedang tangan perempuan itu putih bersih.
"Darimana Bang? Ada meeting ya?"
Tampaknya kami berdua saling pandang. Bingung cari jawaban meeting. Kirain kita pejabat. Sunjai dengan tenang menjawab.
"Kami dari Bali. Kebetulan bertemu teman di sini."
"O, Bali ya. Aku dari Bandung. Kebetulan dikirim bos meeting kesini. Aku supervisor marketing." Perempuan itu berucap sambil tersenyum.
Yakin seyakin-yakinnya Jai dan Agung bergetar di hati kena serempetan senyum perempuan itu. Tapi mereka cuman mengangguk ketika menjauh dari tempat duduk.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H