Mohon tunggu...
Devy Permatasari
Devy Permatasari Mohon Tunggu... Universitas Mercu Buana NIM 55521120046 Dosen Pengampu Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak

Universitas Mercu Buana - Dosen Pengampu Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak - Magister Akuntansi - Mata Kuliah Pajak Internasional dan Mata Kuliah Pemeriksaan Pajak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemeriksaan Pajak Sektor Usaha Jasa Konstruksi dengan Aplikasi Python

8 Juni 2023   02:24 Diperbarui: 8 Juni 2023   02:38 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3 - Pemeriksaan Pajak Untuk Jumlah PPN Yang Seharusnya Disetor

Python merupakan bahasa pemrograman yang banyak digunakan dalam aplikasi web, pengembangan perangkat lunak, ilmu data, dan machine learning (ML). Developer menggunakan Python karena efisien dan mudah dipelajari, selain itu salah satu keunggulan python adalah dapat dijalankan di berbagai platform.

Kemudian, membuat bahasa pemrograman adalah tugas kompleks yang biasanya membutuhkan keahlian dalam desain bahasa dan implementasi kompiler. Namun, jika kita ingin mengembangkan bahasa khusus domain (DSL) atau alat khusus untuk tujuan pemeriksaan pajak di sektor usaha jasa konstruksi menggunakan Python, kita dapat mengikuti langkah-langkah umum berikut:

  • Tentukan Persyaratan Bahasa: Mulailah dengan mendefinisikan dengan jelas persyaratan bahasa pemrograman Kita. Perhatikan ciri-ciri dan konstruksi khusus yang diperlukan untuk keperluan pemeriksaan pajak di bidang usaha jasa konstruksi. Ini mungkin termasuk menangani perhitungan keuangan, mem-parsing dan memanipulasi data, membuat laporan, dll.
  • Pilih Strategi Parsing : Putuskan bagaimana kita ingin mengurai dan menginterpretasikan kode yang ditulis dalam bahasa yang kita inginkan. Kita dapat memilih antara mengimplementasikan juru bahasa secara langsung atau menggunakan generator parser seperti PLY (Python Lex-Yacc) atau ANTLR untuk menghasilkan parser.
  • Rancang Sintaks Bahasa: Rancang sintaks bahasa pemrograman yang kita inginkan. Tentukan kata kunci, operator, dan konstruksi yang akan digunakan untuk menulis kode dalam Bahasa yang sesuai. Pertimbangkan persyaratan khusus dari proses pemeriksaan pajak dan pastikan sintaksnya sesuai dengan kebutuhan tersebut.
  • Terapkan Penerjemah: Kembangkan juru bahasa untuk bahasa yang kita inginkan menggunakan Python. Ini melibatkan penulisan kode untuk mengurai input, menafsirkan semantik, menjalankan tindakan yang diinginkan, dan menangani kesalahan. Kita mungkin perlu mendefinisikan tata bahasa dan menggunakan teknik parsing seperti recursive descent atau shift-reduce parsing.
  • Terapkan Fitur : Mulailah menerapkan fitur khusus yang diperlukan untuk tujuan pemeriksaan pajak. Ini mungkin termasuk fungsi untuk melakukan perhitungan, menangani data keuangan, mengakses database, membuat laporan, dan fungsi lain yang diperlukan untuk proses pemeriksaan pajak.
  • Tes dan Debug: Uji implementasi bahasa pemrograman yang telah kita buat secara menyeluruh untuk memastikannya berfungsi seperti yang diharapkan. Buat kasus uji yang mencakup berbagai skenario dan kasus tepi untuk memvalidasi kebenaran bahasa pemrograman. Debug setiap masalah atau kesalahan yang muncul selama pengujian.
  • Buat Dokumentasi dan Contoh: Kembangkan dokumentasi yang menjelaskan sintaks, fitur, dan penggunaan bahasa pemrograman. Berikan contoh yang menunjukkan cara melakukan tugas pemeriksaan pajak menggunakan bahasa yang kita butuhkan. Ini akan memudahkan pengguna untuk memahami dan menggunakan bahasa kita secara efektif.
  • Perbaiki dan Ulangi: Kumpulkan feedback dari pengguna atau pengguna potensial dan gabungkan saran mereka untuk meningkatkan bahasa pemrograman. Terus ulangi implementasi kita, atasi masalah atau batasan apa pun yang muncul.

Ingatlah bahwa membuat bahasa pemrograman, bahkan yang terspesialisasi sekalipun, dapat menjadi proses yang rumit dan memakan waktu. Ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip desain bahasa, teori bahasa pemrograman, dan implementasi kompiler. Namun, dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kita dapat membuat alat khusus domain menggunakan Python untuk membantu tugas pemeriksaan pajak di sektor usaha jasa konstruksi.

Seperti yang telah dibahas di atas, membuat sistem pemeriksaan pajak yang komprehensif untuk sektor usaha jasa konstruksi akan melibatkan sejumlah besar kode dan pengetahuan khusus domain. Ini di luar cakupan respons sederhana untuk memberikan solusi lengkap. Namun, mari kita mencoba menyusun kode Python untuk sistem pemeriksaan pajak di sektor usaha jasa konstruksi. Akan tetapi, perlu diingat bahwa ini adalah contoh yang disederhanakan dan mungkin tidak mencakup semua detail yang diperlukan untuk sistem pemeriksaan pajak dunia nyata.

Sebagai tambahan, dalam menyusun kode Python ini kita dapat menginstall terlebih dahulu Python dalam PC atau Laptop anda, atau dapat menggunakan Python Online Compiler. Python Online Compiler ini, tidak perlu melakukan installasi di PC atau Laptop anda. Untuk artikel ini, saya menggunakan Python Online Compiler, karena menurut saya lebih simple sebab tidak perlu melakukan installasi pada PC atau Laptop.

Mari kita lanjutkan untuk masuk ke dalam contoh menyusun kode Python untuk sistem pemeriksaan pajak di sektor usaha jasa konstruksi. Pertama kita sepakati dulu sebagai contoh, ini adalah kasus di Indonesia, di mana di Indonesia Pajak Penghasilan Usaha Jasa Konstruksi bersifat final dan tarifnya sendiri bervariasi bergantung pada klasifikasi usaha dan kualifikasi sertifikat badan usaha. Mari kita sepakati sebagai contoh kita ambil sektor usaha jasa konstruksi yang klasifikasi usahanya adalah pekerjaan jasa konstruksi dan memiliki sertifikat kualifikasi besar. 

Di mana berdasarkan PP 9 / 2022, tarif PPh Final sebesar 2,65%, kemudian sesuai UU HPP No. 7 Tahun 2021 tarif PPN mulai 01 April 2022 adalah 11%. Contoh kode Python untuk :

Pemeriksaan Pajak Untuk Jumlah PPh Ps 4(2) Final Yang Seharusnya Disetor (Dalam Bentuk Sederhana)

def calculate_tax(revenue):
    tax_amount = 0.0265 * revenue
    return tax_amount
revenue = 250000000
tax_credit = 5300000
print("Total Pendapatan Konstruksi SPT PPh Badan = " + str(revenue))
print("PPh Ps 4(2) Final Seharusnya = " + str(calculate_tax(revenue)))
print("\nPPh Ps 4(2) Kredit Pajak PPh Ps 4(2) Final (data internal KPP) = " + str(tax_credit))
print("PPh Ps 4(2) Kurang Disetor = " + str(calculate_tax(revenue) - (tax_credit)))

Untuk memastikan kode Python di atas berjalan, dapat di klik “run” pada tampilan Python anda, maka dapat menghasilkan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 1 - Kode Python Pemeriksaan Pajak Untuk Jumlah PPh Ps 4(2) Final Yang Seharusnya Disetor (Dalam Bentuk Sederhana)
Gambar 1 - Kode Python Pemeriksaan Pajak Untuk Jumlah PPh Ps 4(2) Final Yang Seharusnya Disetor (Dalam Bentuk Sederhana)

Pemeriksaan Pajak Untuk Jumlah PPh Ps 4(2) Final Yang Seharusnya Disetor (Dalam Bentuk Lebih Kompleks)

Dari contoh kode Python di atas, dapat dikembangkan lagi ke arah data yang lebih kompleks seperti contoh di bawah ini :

def calculate_total_income(data):
    return data[0]

def calculate_total_cost_and_expenses(data):
    return data[1]+data[2]+data[3]+data[4]+data[5]
   
def calculate_ebit(data):
    total_income = calculate_total_income(data)
    total_expenses = calculate_total_cost_and_expenses(data)
    taxable_income = total_income - total_expenses
    return taxable_income  
   
def calculate_tax(data):
    tax_amount = 0.0265 * data[0]
    return tax_amount

def calculate_net_earnings(data):
    net_earnings = calculate_ebit(data) - calculate_tax(data)
    return net_earnings
   
def calculate_unpaid_tax_by_tax_payer(data):    
    unpaid_tax = calculate_tax(data) - data[6]
    return unpaid_tax
   
def generate_report(data):
    str_report = "Pendapatan Konstruksi = " + str(data[0]) + "\n==============================" + "\nTotal Pendapatan Konstruksi = " + str(calculate_total_income(data)) + "\n\n" + "Biaya-biaya" + "\nBiaya Konstruksi = " + str(data[1]) + "\nBiaya Tenaga Kerja = " + str(data[2]) + "\nMaterial = " + str(data[3]) + "\nBiaya Perlengkapan = " + str(data[4]) + "\nBiaya Lain-lain = " + str(data[5]) + "\n==============================" + "\nTotal Biaya Usaha = " + str(calculate_total_cost_and_expenses(data)) + "\n\nPendapatan Sebelum Pajak = " + str(calculate_ebit(data)) + "\nTotal Beban Pajak = " + str(calculate_tax(data)) + "\n==============================" + "\nPendapatan Setelah Pajak = " + str(calculate_net_earnings(data)) + "\n==============================" + "\n\nData Kredit Pajak PPh Ps 4(2) = " + str(data[6]) + "\n==============================" + "\n\nPajak Yang Kurang Dibayar = " + str(calculate_unpaid_tax_by_tax_payer(data)) + "\n=============================="
    return str_report

def main():
    #Revenue,Construction Costs,Labor,Material,Subcontractors,Equipment,Others
    data = [250000000,40000000,50000000,60000000,30000000,15000000,5300000]
    print(generate_report(data))

if __name__=="__main__":
    main()

Sama hal-nya dengan contoh pertama, memastikan kode Python di atas berjalan, dapat di klik “run” pada tampilan Python anda, maka dapat menghasilkan seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2.a - Kode Python Pemeriksaan Pajak Untuk Jumlah PPh Ps 4(2) Final Yang Seharusnya Disetor (Dalam Bentuk Lebih Kompleks)
Gambar 2.a - Kode Python Pemeriksaan Pajak Untuk Jumlah PPh Ps 4(2) Final Yang Seharusnya Disetor (Dalam Bentuk Lebih Kompleks)

Gambar 2.b (lanjutan) - Kode Python Pemeriksaan Pajak Untuk Jumlah PPh Ps 4(2) Final Yang Seharusnya Disetor (Dalam Bentuk Lebih Kompleks)
Gambar 2.b (lanjutan) - Kode Python Pemeriksaan Pajak Untuk Jumlah PPh Ps 4(2) Final Yang Seharusnya Disetor (Dalam Bentuk Lebih Kompleks)

Pemeriksaan Pajak Untuk Jumlah PPN Yang Seharusnya Disetor

Setelah kita cukup memahami bahasa pemrograman Python, kita dapat mengembangkan untuk segi Pemeriksaan PPN, seperti gambar di bawah ini :

Gambar 3 - Pemeriksaan Pajak Untuk Jumlah PPN Yang Seharusnya Disetor
Gambar 3 - Pemeriksaan Pajak Untuk Jumlah PPN Yang Seharusnya Disetor

Demikianlah contoh bahasa pemrograman Python untuk Pemeriksaan Pajak Disektor Usaha Jasa Konstruksi. Harap dicatat, bahwa ini hanyalah contoh dasar untuk memberi kita gambaran tentang bagaimana kita dapat menyusun kode untuk sistem pemeriksaan pajak di sektor usaha jasa konstruksi. Detail implementasi spesifik akan bergantung pada persyaratan dan kerumitan proses pemeriksaan pajak yang kita coba otomatisasi. Kita perlu menyesuaikan dan memperluas kode ini agar sesuai dengan kebutuhan spesifik pemeriksaan pajak, seperti mengintegrasikan dengan sumber data, menangani peraturan pajak yang berbeda, memvalidasi data input, dll.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun