Mohon tunggu...
Devi Ayu Vedani Putri
Devi Ayu Vedani Putri Mohon Tunggu... Guru

Seorang pendidik yang percaya bahwa belajar adalah proses seumur hidup. Saat ini, saya sedang menempuh studi S2 Pendidikan IPA untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan. Kompasiana ini menjadi sarana bagi saya untuk memublikasikan karya ilmiah dan refleksi seputar dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ketika Dunia Kerja Butuh Skill Nyata: Mengapa Pendidikan Perlu Sentuhan Realisme

14 Oktober 2025   20:26 Diperbarui: 14 Oktober 2025   20:26 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mind Map Realisme dalam Pendidikan (Sumber: Arsip Penulis)

Tujuan Pendidikan Realis: Sangat pragmatis, yaitu untuk membekali siswa dengan pengetahuan faktual dan keterampilan yang mereka butuhkan agar dapat bertahan hidup, beradaptasi, dan berfungsi secara efektif di dunia nyata.

  • Kurikulum yang Relevan: Fokusnya bergeser ke mata pelajaran yang secara langsung mempelajari hukum-hukum alam dan masyarakat secara objektif. Inilah mengapa pendidikan STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) menjadi anak emas dalam paradigma realis. Ilmu sosial yang berbasis data, ekonomi, dan manajemen juga menjadi sangat penting.

  • Metode Pembelajaran Berbasis Praktik: Di sinilah letak kekuatan terbesar realisme untuk menjembatani skill gap. Realisme menolak pembelajaran yang pasif. Metode yang diutamakan adalah yang melibatkan interaksi langsung dengan dunia nyata:

    • Eksperimen di Laboratorium: Siswa tidak hanya membaca tentang hukum gravitasi, mereka melihatnya melalui percobaan.

    • Studi Kasus Nyata: Siswa tidak hanya menghafal teori manajemen, mereka menganalisis masalah bisnis yang benar-benar terjadi di perusahaan.

    • Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Siswa belajar kolaborasi, manajemen waktu, dan pemecahan masalah dengan mengerjakan proyek yang memiliki hasil akhir konkret.

    • Magang (Internship): Inilah puncak dari pendidikan realis, di mana siswa benar-benar terjun dan merasakan dinamika, tekanan, dan tantangan di dunia kerja yang sesungguhnya.

  • Dengan pendekatan ini, hard skills dan soft skills yang dicari industri tidak lagi diajarkan sebagai teori terpisah, melainkan ditempa secara organik melalui pengalaman. Kemampuan analisis data terasah saat mengerjakan proyek riset pasar. Kemampuan komunikasi teruji saat harus mempresentasikan hasil proyek di depan "klien" (dosen atau mitra industri). Kemampuan beradaptasi terbentuk saat menghadapi masalah tak terduga selama magang. Pendidikan realis mengubah siswa dari penonton pasif menjadi partisipan aktif dalam pembelajaran mereka sendiri.


    Mencari Keseimbangan Emas: Bukan Idealisme Melawan Realisme

    Panggilan untuk realisme ini bukan berarti kita harus membuang idealisme sepenuhnya dan mengubah universitas menjadi pabrik pekerja. Itu akan menjadi sebuah kesalahan fatal. Mencetak generasi yang terampil secara teknis namun kering secara moral, tanpa kemampuan berpikir kritis yang mendalam tentang etika dan tujuan, adalah resep menuju bencana. Dunia tidak hanya butuh eksekutor, tapi juga visioner yang berhati nurani.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
    Lihat Filsafat Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun