Mohon tunggu...
devi tamara
devi tamara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Social Distancing Perspektif Kesehatan

15 Juni 2023   14:44 Diperbarui: 15 Juni 2023   16:45 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Membahas mengenai social distancing sepertinya sudah tidak asing lagi di era saat ini karena beberapa tahun terakhir ini dunia sempat dilanda wabah covid-19. Sebelum lanjut ke dalam pembahasan social distancing secara spesifik perlu kalian ketahui bahwa social distancing tidak hanya diterapkan pada wabah covid-19 tetapi juga pada jenis wabah atau pandemik lainnya.

Adapun jenis-jenis pandemi Jenis penyakit apakah yang termasuk dalam pandemi? Penyakit yang berjangkit secara serempak di mana-mana secara global disebut sebagai pandemi. Ada 5 contoh pandemi yang pernah terjadi sebelum COVID-19. Pandemi, menurut WHO adalah "penyebaran penyakit baru di seluruh dunia" dan populasi seluruh dunia ada kemungkinan akan terkena infeksi. Laman CDC, menyatakan pandemi sebagai "epidemi yang telah menyebar di beberapa negara atau benua, biasanya memengaruhi sejumlah besar orang." "Ini adalah pandemi pertama yang disebabkan oleh coronavirus," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari NPR.

Meski virus COVID-19 tersebut telah membuat keadaan darurat kesehatan ke level tertinggi, Tedros mengatakan tetap masih ada harapan bahwa COVID-19 dapat dikurangi. Selain itu, ia juga mendesak pada semua negara untuk mengambil tindakan guna meminimalisir penyakit tersebut. Penyakit yang berjangkit secara serempak di mana-mana secara global atau disebut pandemi, nyatanya tidak terjadi kali ini saja. Beberapa tahun lalu, wabah penyakit lain termasuk influenza, kolera, SARS, hingga meningitis, juga telah ditetapkan WHO sebagai penyakit pandemi sebagaimana disebut dalam lamannya. Contoh Pandemi Selain COVID-19 Berikut adalah penyakit yang pernah jadi pandemi dilansir dari Business Insider:

1.Kolera (1817-1823) Pandemi kolera pertama dimulai di Jessore, India, dan menyebar ke sebagian besar wilayah dan kemudian ke daerah tetangga. Itu adalah yang pertama dari 7 pandemi kolera utama yang telah menewaskan jutaan orang. Seorang dokter Inggris bernama John Snow menemukan beberapa hal tentang bagaimana mencegah penyebaran Kolera. Pada 1854, ia membendung wabah dengan mengisolasi sumbernya ke pompa air tertentu di lingkungan Soho London. WHO menyebut kolera sebagai "pandemi yang terlupakan" dan mengatakan bahwa wabah ketujuh, yang dimulai pada tahun 1961, berlanjut hingga hari ini. Kolera dilaporkan menginfeksi 1,3 juta hingga 4 juta orang setiap tahun, dengan kematian tahunan berkisar antara 21.000 hingga 143.000. Penyakit ini disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh bakteri tertentu.

  2. HIV/ AIDS (1976 hingga sekarang) Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang menyebabkan AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Total kematian yang disebabkan oleh penyakit ini di seluruh dunia mencapai 36 juta jiwa. Kasus pertamanya ditemukan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1920 dan menewaskan lebih dari 36 juta orang sejak 1981. Saat ini ada 75 juta orang yang hidup dengan HIV. Secara global, menurut WHO, sebanyak 37,9 juta [32,7-44,0 juta] orang hidup dengan HIV pada akhir 2018. Diperkirakan 0,8 persen [0,6-0,9 persen] orang dewasa berusia 15-49 tahun di seluruh dunia hidup dengan HIV.

   3. Hong Kong Flu atau H3N2 (1968-1970) Flu Hong Kong telah memakan korban kurang lebih 1 juta jiwa dan 100.000 berada di AS. Pandemi flu ini terjadi pada tahun 1968, disebabkan oleh H3N2 dari virus Influenza A. Dari kasus pertama yang dilaporkan pada 13 Juli 1968 di Hong Kong, hanya butuh 17 hari sebelum wabah virus dilaporkan di Singapura dan Vietnam, dan dalam tiga bulan telah menyebar ke Filipina, India, Australia, Eropa, dan Amerika Serikat.

    4. SARS (2002-2003) SARS atau sindrom pernapasan akut yang parah adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari 7 coronavirus yang dapat menginfeksi manusia. Pada tahun 2003, wabah yang berasal dari provinsi Guangdong di Cina ini menjadi pandemi global karena dengan cepat menyebar ke total 26 negara dan menginfeksi lebih dari 8.000 orang. Kematian yang disebabkan oleh kasus ini diperkirakan mencapai 774 jiwa. Wabah SARS meningkatkan kesadaran tentang pencegahan penularan penyakit virus, khususnya di Hong Kong.

 5. Ebola (2014-2016) Di antara pandemik lain, virus Ebola terbatas dalam jangkauannya tetapi menjadi penyakit yang mematikan. Kasus pertama ditemukan di sebuah desa kecil di Guinea pada tahun 2014 dan menyebar ke beberapa negara tetangga di Afrika Barat. Virus ini membunuh 11.325 dari 28.600 orang yang terinfeksi. Sebagian besar kasus terjadi di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Ebola diperkirakan menelan biaya total 4,3 miliar dolar AS.

Dalam epidemiologi, wabah adalah peningkatan kejadian penyakit secara mendadak ketika jumlah kasus melebihi prediksi normal untuk suatu lokasi atau periode waktu tertentu. Peningkatan kasus penyakit ini dapat terjadi pada sekelompok populasi yang kecil dan terlokalisasi atau pada ribuan orang di seluruh benua. Wabah bisa berupa peningkatan penyakit infeksi atau penyakit yang berasal dari lingkungan, seperti penyakit bawaan air atau makanan, serta dapat memengaruhi wilayah di suatu negara atau beberapa negara. Pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi secara global ketika banyak negara di seluruh dunia terinfeksi penyakit.

Menurut perspektif kesehatan Untuk menangani dan mengantisipasi mewabahnya suatu penyakit di sutua daerah, provinsi, dan bahkan dalam suatu negara, perlu pendekatan satu pintu dan penangan yang menyeluruh serta terarah dan terkendali secara baik. Karena itu, terkait dengan wabah Covid-19 yang melanda dunia, maka kita di Indonesia tidak dapat memungkiri, bahwa dalam suatu ekosistem lingkungan akan terdapat banyak interaksi berupa hubungan timbal balik antar makhluk hidup ataupun makhluk hidup dengan lingkungannya.

Dalam penanganan Covid-19, bukan tanpa masalah. Adanya interaksi dengan berbagai pihak tersebut, menjadi perhatian khusus, terutama antar makhluk hidup itu sendiri (manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan). Karena itu, fokus dalam bahasan ini adalah mengenai isu kesehatan yang pada akhirnya memicu penyakit zoonosis yang terangkat ke permukaan setelah adanya SARS, MERS, Ebola H5N1, H1N1 hingga NCov-2019/ SARS-Cov-2 menyerang masyarakat global. Adakah manusia pada umumnya, sadar bahwa, akhir-akhir ini, banyaknya kemunculan penyakit, yang disebabkan oleh virus yang bermutasi ketika kita banyak melakukan kontak fisik dengan hewan?

Centers for Disease Control and Prevention mengakui bahwa, kesehatan manusia berhubungan dengan kesehatan hewan dan lingkungan. Tidak hanya itu, bahkan dunia mengalami peningkatan ancaman penyakit menular baru atau dikenal dengan emerging infectious diseases (EID) yang 70 % bersifat zoonosis atau menular dari hewan ke manusia. Tak dapat dibiarkan berlalu begitu saja tanpa ada penanganan, seharusnya Pemerintah dibantu masyarakat harus mengambil sikap untuk mencegah semakin berkembangnya penyakit yang bersifat zoonosis tersebut.

Karena itu, untuk menangani hal tersebut diperlukan suatu pendekatan dimana interaksi dalam lingkungan dapat terjaga walaupun manusia melakukan kontak dengan hewan sekalipun. Pendekatan tersebut disebut dengan One Heath. Pendekatan ini melibatkan pendekatan kolaboratif, multisektor,dan transdisipliner yang wilayah cakupannya dari tingkat lokal, regional, nasional hingga global bertujuan mencapai hasil kesehatan yang optimal mengenai hubungan antara manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan yang sama. Dapat disimpulkan bahwa konsep ini mengajarkan arti berbagi lingkungan dengan tidak merugikan satu sama lain.

Satu konsep kesehatan atau One health adalah suatu konsep yang mengakui bahwa, kesehatan manusia dipengaruhi pula oleh kesehatan hewan dan lingkungan. One Health Approach bukanlah suatu hal yang baru melainkan keberadaannya menjadi lebih penting beberapa tahun terakhir. Karena banyak faktor yang telah mengubah interaksi antara manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan, antara lain seperti, populasi manusia tumbuh dan berkembang ke daerah-daerah geografis baru. Alhasil, lebih banyak orang hidup berdampingan dengan binatang liar, binatang peliharaan dan ternak. Hewan memainkan peran penting dalam kehidupan kita, baik untuk makanan, serat, penghidupan, perjalanan, olahraga, pendidikan, atau persahabatan. Karena seringnya kontak dengan binatang dan lingkungannya, lebih banyak kesempatan bagi penyakit untuk ditularkan melalui hewan dan manusia.

Bumi telah mengalami perubahan iklim dan penggunaan lahan, seperti penggundulan hutan dan praktek pertanian yang intensif. Gangguan terhadap kondisi lingkungan dan habitat dapat memberikan kesempatan baru bagi berbagai penyakit untuk ditularkan ke binatang. Pergerakan manusia, binatang, dan produk-produk hewani telah meningkat dari perjalanan dan perdagangan internasional. Akibatnya, penyakit dapat menyebar dengan cepat melintasi perbatasan dan ke seluruh dunia. Perubahan ini mengakibatkan meluasnya penyakit zoonosis, yang dapat menyebar di antara binatang dan manusia.

Menurut Para Pakar dunia, Implementasi One Health Approach adalah solusi dalam yang digunakan dalam menjawab ancaman zoonosis. Konsep ini merupakan startegi dalam memperluas kolaborasi interdisipliner untuk membangun sinergitas pemajuan upaya kesehatan yang diwujudkan melalui mempercepat penemuan penelitian biomedis, meingkatkan upaya kesehatan masyarakat, memperluas basis pengetahuan ilmiah serta pendidikan dan perawatan klinis. Karena itu, ke depan dibutuhkan sinergitas yang tinggi antara pemerintah sebagai pembuat kebijakan, masyarakat sebagai pend meningkatkan ukung kebijakan dibantu berbagai profesi dan ahli dari dokter, ahli gizi, perawat, sampai ahli ekologi untuk menjamin kesehatan manusia, hewan dan lingkungan.

Seperti pada definisi wabah, maka upaya pencegahan yang dilakukan Selama ini adalah upaya bagaimana mencegah kondisi wabah agar tidak Terjadi. Oleh karena itu upaya yang dilakukan selama ini adalah bagaimana Menangani terjadinya KLB (kondisi sebelum wabah terjadi) di Indonesia. Bahkan dalam pelaksanaanya upaya pencegahan tersebut dilakukan jauh Lebih awal yaitu mencegah agar KLB tidak terjadi, melalui Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB). Penyelenggaraan SKDKLB secara jelas telah diatur dalam PERMENKES No.949/Menkes/SK/VIII/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistim Kewaspadaan Dini KLB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun