Mohon tunggu...
Devi Mustafa Putri
Devi Mustafa Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - empty

empty

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Politik Dinasti "Aji Mumpung" Mematikan Demokrasi

22 April 2021   10:42 Diperbarui: 22 April 2021   12:13 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumbuhnya demokrasi bersamaan maraknya politik dinasti sebagai benalu yang mengiringinya. Berdasarkan pemikiran Levisky dan Ziblatt untuk mencegah matinya demokrasi dapat dilakukan dengan penanaman norma. Norma disebut-sebut sebagai pagar demokrasi yang meliputi toleransi dan perilaku bijak. Tentu saja demokrasi tidak luput dari toleransi seperti yang diajarkan oleh Levisky dan Ziblatt untuk menghindari perilaku yang menyerang lawan politik seperti yang dilakukan trump, Alangkah lebih baik bila politik dianggap seperti teman bukan musuh agar tidak ada kecurangan yang dilakukan karna takut tidak menang.

Dengan toleransi kemanapun kita pergi, berttemu dengan siapapun kita akan selalu mengingat bahwa semua warga negara memiliki hak asasi dan perlakuan hukum yang sama. Toleransi membersakan kita untuk bergerak dan berbicara dengan luas, dalam demokrasi pentingnya untuk memiliki pembicaran yang luas dengan mengikutsertakan pendapat orang lain, kepentingan orang lain tanpa melihat status, jabatan, suku, agama, dan gender. Dalam hal ini rakyat juga bisa menanamkan toleransi sebagai rakyat yang bermartabat dengan menerima apapun hasil pemilu yang sah dan mengawali kinerjanya.

Kemudian Levisky dan Ziblatt  menganjurkan penanaman kebijaksanaan atau mereka menyebutnya dengan pengendalian diri, yang berarti pemimpin mampu menggunakan kekuasaannya dengan bijak, mengendalikan diri untuk tidak menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau golongan. Hal tersebut adalah cerminan bagaimana politik dinasti mengancam demokrasi dengan memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan segelintir kelompok saja. Padahal kepala daerah dan pemimpin negara dipilih untuk mewujudkan demokrasi dengan kesetaraan, kebebasan, dan kesatuan.

KESIMPULAN

 Berdasarkan teori demokrasi dari mantan presiden Amerika Serikat yaitu  Abraham Lincoln sistem demokrasi menempatkan kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat yang  diwakilkan dengan wakil yang dipilih rakyat sendiri sebagai bentuk partisipasi rakyat untuk memastikan jalannya pemerintahan dengan demokrasi oleh pemimpin yang adil, jujur, dan amanah. Untuk menjunjung tinggi kedaulatan rakyat di perlukannya rotasi kepemimpinan yang menciptakan kebijakan yang berkesinambungan bukan yang otoriter. Salah satu penyebab lahirnya Otoritarian adalah mengakarnya politik dinasti. Adanya kekuasaan yang berputar-putar pada satu lingkaran keluarga mendorong lahirnya kebijakan atas kepentingan pribadi saja. Pemimpin yang otoriter menghancurkan demokrasi dengan adanya korupsi. Cara menghindari matinya demokrasi oleh politik dinasti adalah dengan bijaknya rakyat dalam mendukung pemimpin agar tidak mudah terpolarisasi. Sesekali kita perlu menggunakan akal kita untuk berpikir rasional agar tidak mudah tenggelam pada janji-janji palsu, blusukan-blusukan palsu yang dilakukan calon pemimpin.

DAFTAR PUSATAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun