ini juga merupakan butiran-butiran yang sangat kecil, mirip seperti pasirlah bentuknya. Namun bisa membuat pengaruh besar. Kaum ibu, pasti tau atau mengenal apa yang Namanya ragi ya... terlebih-lebih kaum ibu yang hobi masak kue. Kue bolu, kue donat, pokoknya kuelah. Pasti dalam proses pembuatannya itu dibutuhkan ragi? (betul ibu-ibu....) ragi yang sedikit saja bisa mengkhamirkan tepung terigu tersebut. Ukuran ragi dan tepung terigu jauh berbeda. Ragi hanya secuil saja dapat mengkhamirkan tepung terigu sebanyak 3 sukat. Semakin bagus ragi yang diadukkan maka akan semakin khamir tepung terigu tersebut, semakin bagus kualitas tepung terigu tersebut.Â
Sehingga kue yang dibuat bisa mengembang. Sudah pasti kue tersebut banyak diminati, di gemari oleh orang-orang. Dibandingkan dengan tepung terigu tanpa ragi. Pasti kualitasnya kurang baik, tidak mengembang. Dan sudah pasti juga peminatnya kurang, tidak tertarik dengan kue tersebut.
Bapa ibu....
Ragi itu tersembunyi dalam tepung terigu tiga sukat. Seperti tepung terigu, hati itu lembut dan lentur. Hati yang lembutlah yang berkemungkinan mendapat keuntungan dari firman. Ragi yang dicampurkan ke dalam gandum yang tidak tumbuh di tanah tidak akan berhasil, begitu juga dengan Injil di dalam jiwa yang tidak rendah hati dan tidak hancur terhadap dosa. Hukum Taurat menggiling hati dan kemudian Injil mencampurkan ragi ke dalamnya. Tepung terigu itu sebanyak tiga sukat, jumlah yang sangat besar, namun ragi yang sedikit akan membuat khamir seluruh adonan.
Tepung terigu itu harus diaduk-aduk terlebih dulu sebelum menerima ragi. Seperti halnya hati harus dihancurkan dulu, supaya berkabung dan menderita rasa sakit sehingga siap untuk menerima firman, supaya bisa menerima kesan-kesan yang ditanamkannya.Â
Ragi harus disimpan di dalam hati, bukan untuk dirahasiakan, tetapi supaya aman. Pikiran-pikiran batiniah kita harus tertuju kepada firman, dan kita harus menyimpannya, seperti Maria yang menyimpan perkataan-perkataan Kristus di dalam hatinya. Ketika seorang perempuan menaruh ragi dalam tepung terigu, itu dilakukannya supaya ragi itu memberikan rasa dan kelezatannya ke dalam tepung terigu itu. Begitu pula halnya, kita harus menyimpan baik-baik firman di dalam jiwa kita, supaya kita dapat dikuduskan olehnya.
Bapa ibu saudara/saudari, Ketika adona sudah meragi, ia lalu dimasukkan kedalam pembakaran, begitulah ujian, penderitaan, biasanya menyertai perubahan. Namun dengan cara ini barulah orang-orang kudus pantas menjadi roti di meja Tuhan.
Demikian juga kita bapa ibu....dalam kehidupan kita. Bagaimana hidup kita ini bisa memberi dampak yang baik disekitar kita? Bagaimana supaya hidup kita ini memberi pengaruh yang baik terhadap lingkungan kita? Bagaimana kita orang-orang percaya bertahan dalam setiap ujian yang kita hadapi. Mungkin sekarang ini, ada diantara kita yang sedang mengalami berbagi pergumulan? Mempunyai banyak masalah dalam keluarga? Bapa ibu itulah proses. Bagaimana Tindakan kita orang-orang percaya menghadapi situasi tersebut? Bakalan membuat kita tetap semangat atau menyerah, maju atau mundur. Semuanya ada ditangan kita.
Bapa ibu, pribadi kita juga dapat memberi dampak yang baik terhadap orang-orang sekitar kita melalui perkataan kita, sikap kita, tingkah laku kita. Terlebih-lebih kaum Wanita nih dan terkadang juga terjadi bagi kaum pria....
Katanya kau ibu-ibu itu, harus pengeluaran kata2 minimalÂ
W. 1000 perhari