Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PR Membentuk Karakter

8 November 2022   03:42 Diperbarui: 8 November 2022   03:52 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https:/www.appletreebsd.com/

PR, tentu perlu!  Salah besar jika beranggapan Pekerjaan Rumah (PR) dianggap beban.  Sebab sejatinya PR dimaksudkan untuk mengulang kembali atau menggali lebih dalam potensi yang dimiliki anak.

Berbagi pengalaman ketika kali pertama mengenalkan sekolah kepada kedua buah hati.   Sebagai seorang ibu, sedari dini aku menjelaskan bahwa sekolah adalah tempat menyenangkan, di mana nantinya mereka menemui banyak teman, juga guru yang nantinya menjadi "mama" sementara di sekolah.  Lalu kalian akan belajar di sana sambil seru-seruan.   

Nantinya, kalian diajarkan bernyanyi, menggambar, menulis dan juga bermain.  Tetapi, semuanya dlakukan bersama.  Kenapa demikian, supaya kompak dan asyik.

Sedikit cerita, kebetulan aku dibesarkan di sekolah yang memiliki kedisiplinan tingkat dewa.  Sehingga inilah yang aku wariskan kepada kedua buah hatiku.  Bagiku, usia emas adalah di masa 5 tahun si anak.  Inilah masa penting kita menanamkan hal-hal baik yang membentuk anak sebagai satu pribadi utuh.

Putri sulungku misalnya, di hari pertama pulang Playgroup ketika itu sudah langsung aku biasakan untuk bersih-bersih dan mengganti pakaian, makan siang dan lanjut mengerjakan PR, lalu tidur siang.  Kemudian bangun sore, selesai mandi dan makan malam, dilanjutkan dengan mengulang pelajarannya tadi pagi dan jam 20.00 WIB sudah harus tidur.

Di saat mengulang pelajaran itulah aku mendampinginya, sambil menanyakan apa saja kesibukannya tadi di sekolah, adakah hal-hal seru di kelas tadi, atau adakah yang sulit diterimanya di kelas.  Bagiku sih ini asyik, karena inilah kesempatanku untuk berkomunikasi dengan si sulung.  

Sekaligus membangun kosa katanya sebagai anak Playgroup di usia 3.5 tahun ketika itu.  Bahkan aku ingat sering kali aku terbahak-bahak mendengar ceritanya, yang disampaikan polos, lengkap dengan mimik mengikuti alur cerita.

Di kesempatan ini kita sebagai orang tua juga bisa mempelajari minat si anak dan menggalinya menjadi potensi anak.  Apakah anak kita semisalnya senang menggambar, senang hal-hal berkaitan tumbuhan atau manusia, atau hal lainnya yang condong menarik perhatiannya.  Sekaligus inilah juga kesempatan manis antara kita sebagai ibu dan anak.  Kenangan yang pasti kita rindukan ketika buah hati beranjak dewasa nanti.

Ooo...mungkin sebagian orang akan menilai, bagiku mudah karena aku hanya ibu rumah tangga biasa.   Ehhhmmm..... sebenarnya tidak juga!  Sekalipun aku tidak bekerja penuh waktu, tetapi aku tetap khusus menyediakan waktu untuk mendampinginya mengerjakan PR ketika itu.  Setelah selesai menemaninya, barulah aku melanjutkan dengan aktivitasku.  Baik mengurus si bungsu, menuntaskan pekerjaaan domestik dan lanjut konsentrasi dengan pekerjaan sambilanku. 

Artinya ini hanya masalah mau tidak menyediakan waktu untuk buah hati.  Terlebih di zaman sekarang ini dengan kemudahan telekomunikasi maka mendampingi anak mengerjakan PR bisa kok dilakukan virtual, tinggal menyesuaikan kondisi saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun