Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Johnny Plate dan Kesetaraan Gender di Ruang Digital

18 Juni 2021   05:36 Diperbarui: 18 Juni 2021   05:38 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jurnalpost.com/

Menarik, ternyata memasuki era digital menyadarkan Indonesia tentang kesetaraan gender. Dikatakan oleh Johnny Plate Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Indonesia bahwa perempuan Indonesia memiliki peran besar dalam mengembangkan sektor digital Indonesia. Inilah alasan pemerintah berupaya mempercepat kesetaraan dan keadilan gender dapat terwujud di sektor strategis, termasuk sektor digital.

Selama pandemi Covid-19, beragam kegiatan ekonomi dan wirausaha perempuan tercatat semakin memanfaatkan teknologi digital," ujarnya dalam Webinar Women in Digital Entrepreneurship, Rabu (21/4/2021).  Dikutip dari: liputan6.com

Kita setuju pandemi memang menghantam ekonomi hingga terpuruk.  Angka kehilangan pekerjaan akibat PHK, ataupun usaha yang terpaksa gulung tikar akibat berbagai pembatasan membuat kondisi masyarakat semakin menyedihkan.

Menariknya karena ternyata menurut hasi risek UN Women pada Juli 2020, perempuan lebih banyak menggunakan internet dibandingkan laki-laki--laki.

"Di tataran usaha mikro, 54 persen perempuan telah mengadopsi penggunaan internet dalam memasarkan dan menjual produknya, dibandingkan usaha mikro milik sahabat karibnya laki-laki yang hanya 39 persen memanfaatkan internet," ujarnya melanjutkan.  Dikutip dari: liputan 6.com

Fakta lainnya, Johnny Plate menemukan bahwa di tingkat usaha kecil proporsi pemanfaatan internet untuk pengembangan bisnis oleh perempuan tercatat 68 persen.  Angka ini lebih tinggi 12 persen dibandingkan pemanfaatan internet untuk usaha kecil yang dikelola oleh laki-laki hanya sebesar 52 persen.

Inilah yang tidak terperhatikan sebelumnya, potensi perempuan baik wanita karir atau ibu rumah tangga sekalipun.  Bahwa secara psikologis perempuan juga diuntungkan karena lebih supel atau luwes dalam pergaulan ketimbang kaum laki-laki.  Sehingga ini bisa menjadi nilai tambah bagi perempuan untuk berperan aktif mendongkrak perputaran ekonomi, terkhususnya dengan memanfaatkan ruang digital.

Dibuktikan fakta di lapangan, jauh sebelum pandemi kita sering menemukan wanita karir dengan cerdas memanfaatkan status WA nya memasarkan produk, atau mendukung profesinya yang bergerak di bidang asuransi misalnya.  Belum lagi manuver para ibu rumah tangga yang berdagang di komunitasnya dengan menggunakan teknologi, misalnya melalui WA, Instagram ataupun FB.

Sudah menjadi rahasia umum di group WA dan Instagram kini para ibu rumah tangga sibuk saling menawarkan produknya.  Dimulai dari masakan rumah, hingga pakaian yang diperoleh dengan sistem dropshipper.

Tidak jarang saling menawarkan ini juga dengan cara open PO (Purchase Order).  Artinya percaya diri perempuan gesit menggunakan ruang digital untuk menambah pendapatan keluarga sekalipun produk tersebut tidak dihasilkannya sendiri.

Namun tragisnya, semua berbanding terbalik karena hingga saat ini Indonesia masih menghadapi isu keseteraan gender dalam berbagai kesempatan dan partisipasi ekonomi, artinya kedudukan perempuan di negeri ini masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diperjuangkan.  Padahal perempuan memiliki potensi untuk ikut mendongkrak perputaran ekonomi.

Menurut Johnny Plate, transformasi digital akan berhasil jika mengangkat prinsip inklusivitas atau berkedudukan sama. Artinya mengangkat peran perempuan Indonesia sebagai bagian aktif dalam aspek kebijakan, bisnis, teknologi, dan aktivitas pemberdayaan.

"Penting bagi kita terus mengembangkan partisipasi perempuan di sektor-sektor strategis, secara khusus sektor digital. Untuk mengoptimalkan potensi perempuan Indonesia yang semakin berdaya, peningkatan keterampilan menjadi lebih tanggap dan adaptif akan terus kita dorong," tuturnya.  Dikutip dari: liputan6.com

Adapun sikap yang harus diambil perempuan Indonesia adalah:

  1. Memanfaatkan, mengikuti dan terus mempelajari kemajuan tekonologi digital
  2. Perempuan tidak sekedar menjadi pelaku UMKM, tetapi harus berani menciptakan lapangan pekerjaan.
  3. Meningkatkan kualitas diri dengan berbagai pelatihan.
  4. Melakukan berbagai inovasi dan kreasi.
  5. Bergabung dengan berbagai komunitas yang menambah wawasan dan memperluas network.

Cara pandang sempit masyarakat harus diubah di era transformasi digital.  Kesetaraan dan kesempatan harus diberikan kepada perempuan Indonesia untuk siap memasuki ruang digital, khususnya ekonomi digital.  Ini akan sangat membantu perputaran ekonomi di masa pandemi, dan kesiapan Indonesia memasuki era e-commerce.

Jakarta, 18 Juni 2021

Sumber: liputan6.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun