Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mantu Tak Sampai

18 Maret 2021   02:53 Diperbarui: 18 Maret 2021   02:56 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.beautynesia.id/

Hari yang tidak biasa, hari yang luar biasa.  Sangking luar biasa, inilah aku mantan calon mertua bahagia yang dibuat terkesan hingga kini.  Cerita cinta ngegantung ABG tanggung.  Heheh...kocak, jadi berasa muda ketika itu.  Mau, tapi malu yang berujung malu benaran.  Manis dan bahagia, walau hanya kenangan.

"Halloo...tan, sudah lama nggak jemput Bibie."  Sapa ramah pemuda tanggung usia SMP.  Hoppss...mendarat duduk manis persis di sebelahku.

Heheh...aku sudah lama mengenal anak cowok ganteng ini.  Bersama beberapa teman cowok lainnya aku biasa mendengarkan mereka curhat.  Tepatnya sejak di SD, gosip serta gelagatnya satu cowok ini ada aroma suka pada putriku.  Hahahaha...begitu ramai cerita teman sekelas mereka, meski keduanya masih kencur pastinya!

Bukan rahasia, sejak SD cowok cakep dan sopan ini mau aja dimintai tolong putriku.  Bukan rahasia juga, sebotol air kemasan, permen dan coklat selalu menjadi bahasa cinta pertamanya, aku rasa.  Nggak pernah terungkap, tapi terbaca sampai mereka kembali dipersatukan di kelas yang sama, kelas IX.  Semuanya diceritakan polos putriku tanpa sensor.

"Permennya tan," katanya sambil menyodorkan permen mentos kepadaku.  Lalu tak lama sekotak teh dingin disodorkannya.  Duuhhh...modus nih.  Tahu banget, aku memang suka teh botol yang berbentuk kotak ini.

Lanjut nggak pakai lama muncul pertanyaan pamungkas, "Bibie kok gitu sih tan.  Suka isengin saya tan, bandel banget.  Sekaligus cuek banget jadi cewek, seperti mati rasa gitu tan.  Baik sih, nggak seperti anak cewek lain.  Tapi iseng tan, ampun deh."

"Ehhhmmm...Bibie boleh punya cowok nggak sih tan?"  Katanya sambil tersenyum seribu arti.

Balas senyum, aku sambil bertanya, "Kenapa, kamu mau jadi cowok Bibie?"

Senyum balas senyum.  Mati kutu tidak ada jawaban.  Dipegangnya tanganku penuh arti. "Tante belum mau pulang khan?  Tante tungguin Bibie khan?  Titip dompet dan hape saya tan, saya ekskul futsal dulu.  Oiya, kalau tante habis kuota, pake aja kuota saya."  Katanya sambil berlari ke lapangan.

Sore yang luarbiasa, sore yang menyisakan kenangan.  Sendiri aku menunggu putriku yang sedang berlatih kolintang.  Sementara, di tanganku dompet dan gadget bocah cowok yang menaruh hati pada putriku, milik calon mantu!  Hahahha....

Nggak terasa keduanya selesai ekskul.  Nampak putriku keluar dari ruang kolintang dan bawelnya pun keluar. "Lha....ngapain mama pegang gadget dan dompet ....(menyebut nama calon mantu).  Oooiiii...ngapai lu titip ke emak gua!"  Teriak putriku dengan gaya preman, jauh dari kesan feminim.  Sementara mantu pasang senyum leleh banget!

"Kita jalan ke depan yuks...  Tante belum mau pulang khan?  Kita minum dan makan malam dulu di cafe depan," ajaknya.  Bersama beberapa anak lainnya kami berjalan ke cafe di depan sekolah.

Aku berjalan di depan, membiarkan putriku beserta mantu di belakang bersama beberapa anak lainnya.  Duuhhh...sore tak biasa, karena itulah hari-hari terakhir mereka bersama di SMP, sebelum akhirnya berpisah melanjutkan di SMA impian masing-masing.

Hoopsss...berlari kami berebut meja bundar.  Yups, cafe itu terbilang ramai jika weekend, karena hari itu memang hari Jumat termanis.

"Bie...tolong pegangin dompet gua.  Pesan aja, mau apa aja boleh.  Sekalian tante juga yah," katanya manis sekali.

Woww....kataku dalam hati, inikah cinta zaman now?  Bocah tanggung usia SMP traktir calon mertua?  Zaman berubah kebangetan seru, kataku dalam hati.

Kami lalu menikmati Jumat itu demikian meriah, makan dan minum sambil tertawa saling menggoda.  Sang mantu jelas banget menaruh hati kepada Bibie putriku yang mati rasa.  Terlihat si mantu seperti kehabisan akal menghadapi putriku yang masih kekanakan.  Hahahha...

"Bagaimana tan, tadi belum dijawab.  Bibie boleh nggak punya cowok"  Katanya berbisik harap.

Nggak mau kalah, aku juga berbisik, "Siapa cowoknya, kamu?"

Tetapi tidak ada jawaban kecuali senyum malu penuh arti.  Beberapa mata remaja tanggung sahabat mereka ikutan menyimpan harap malam itu akan ada yang jadian.  Seorang ABG tanggung dengan berani bertanya langsung kepada aku calon mertuanya.

Cinta yang tak terjawab, pesanan taxiku sudah datang.  Kuberikan beberapa lembar kertas merah kepada putriku untuk membayar makan malam kami semua, termasuk si mantu.

"Lho...kenapa tante pulang?  Kenapa tante yang bayar, khan dompetnya sudah di Bibie tan." Katanya protes.

"Tan...jawab dong, boleh nggak?  Biarpun Bibie lanjut di SMA berbeda, nanti saya yang jemput"  Kembali ditanyanya ulang sambil memegang tanganku.

"Boleh kataku.  Kamu boleh dan harus traktir tante kalau nanti sudah kerja.  Tapi kamu boleh traktir dan jemput Bibie di SMA, kalau memang begitu ceritanya.  Sekarang fokus dulu belajar untuk ujian akhir SMP."  Kataku ikutan melayang merasakan kasmaran miliknya.

Cinta pertama miliknya untuk putriku yang disimpan rapat sejak bangku SD.  Sekalipun waktu bercerita berbeda, karena kini mereka dipisahkan jarak.   

Tetapi cerita tentang mantu tak sampai ini menempati ruang di hatiku dan Bibie putriku. Kami sering bercerita tentangnya, pemuda sopan, ganteng dan polos apa adanya. Nyali bocah tanggung bertanya langsung izin mendekati putriku.

Cinta pertama, mantu tak sampai.  Dua tahun sudah waktu berlalu, dan aku bahagia menjadi mantan calon mertua.  Menyimpan ceritanya, dan cinta pertamanya milik putriku.

Jakarta, 18 Maret 2021

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun