Mohon tunggu...
DESY AMINAH
DESY AMINAH Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya suka menonton film pendek dan membaca. Dari keduanya, saya bisa belajar banyak hal baru sekaligus menikmati waktu luang. Bagi saya, menonton dan membaca bukan hanya hiburan, tapi juga cara untuk memahami berbagai cerita dan sudut pandang kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Suara Horeg dan Fisika di Baliknya: Getaran yang Mengganggu Ketenteraman.

12 Oktober 2025   20:34 Diperbarui: 12 Oktober 2025   20:34 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar gelombang transversal dan gelombang longitudinal (Sumber: https://brainly.co.id)

Penjelasan Umum

Ungkapan populer tentang "Sound Horeng" yang menggambarkan suara dengan frekuensi rendah dan amplitudo tinggi yang dihasilkan oleh sistem audio (speaker) atau knalpot kendaraan yang dimodifikasi sehingga menghasilkan bunyi bass yang sangat kuat dan menggelegar. Dari sudut pandang fisika, fenomena ini berkaitan dengan gelombang suara yang memiliki energi besar dan menyebabkan getaran kuat pada medium di sekitarnya. 

Fenomena Fisika yang Terjadi

Suara merupakan gelombang longitudinal yang merambat melalui medium baik udara, air, atau benda padat. Ciri yang menentukan gelombang suara meliputi: 

  • Frekuensi (f) jumlah osilasi yang terjadi setiap detik (Hz). Ini menentukan nada, baik tinggi atau rendah, dari suara yang dirasakan.  f =  1/T
  • Amplitudo (A) besar simpang gelombang . Menentukan keras-lembut suara. 
  • Panjang gelombang () dan cepat rambat (v) yang saling berhubungan: v = f

Pada sound horeg, frekuensi rendah menyebabkan panjang gelombang besar, sedangkan amplitudo tinggi menghasilkan energi bunyi besar, sehingga getaran terasa hingga jarak jauh. 

Parade Sound Horeng Jawa Timur (Sumber: koleksi pribadi) 
Parade Sound Horeng Jawa Timur (Sumber: koleksi pribadi) 

Dampak: 

Secara Fisika:

Energi gelombang berbanding lurus dengan kuadrat amplitudo (E A^2). Jadi, amplitudo besar pada sound horeg mengahasilkan energi bunyi yang bisa membuat kaca atau benda lain ikut beresonansi.

Kesehatan Pendengaran:

Jika intensitas suara melebihi 85 dB, dalam waktu lama dapat merusak sel rambut halus pada koklea (bagian dalam telinga).

Lingkungan:

Gelombang berenergi tinggi dapat menimbulkan kebisingan dan getaran yang mengganggu ketenagan warga sekitar. 

Saran:

  • Menurunkan amplitudo getaran, energi gelombang bunyi yang dpancarkan juga berkurang sehingga tidak menimbulkan kebisingan dan getaran berlebihan di lingkungan sekitar.
  • Mengguakan bahan peredam seperti busa akustik, karpet, atau panel kayu dapat menyerap sebagian energi gelombang bunyi, sehingga pantulannya berkurang dan resonansi di ruangan bisa diminalkan.
  • Membatasi paparan bunyi berintensitas tinggi dalam waktu lama ,karena dapat merusak sel pendengaran. Mendengarkan musik dengan jeda waktu atau volume sedang membantu menjaga kesehatan telinga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun