“Hahahaha... Kaupikir aku akan begitu? Kecuali jika kau membunuhku malam ini.”
“Ah, sayang... aku tidak mungkin melakukan hal itu padamu. Aku masih menginginkanmu.”
“Tunggu apalagi? Kau bisa memulainya sekarang.”
Keduanya kini saling memagut. Membiarkan hasrat terluapkan melalui paduan gerak tanpa irama. Melepaskan sejenak pertahanan tubuhnya. Saat ini mereka saling memiliki, saling membutuhkan. Hanya untuk saat ini, kemudian tidak lagi.
***
Semakin lemas. Tak berdaya. Lelaki itu mengeluarkan busa pada mulutnya. Sesekali meronta, sesekali juga lawannya tertawa. Keduanya masih tanpa busana, namun keduanya dalam keadaan yang berbeda.
“Angella....”
“Kau panggil aku siapa? Angella? Hahaha....”
“Angella.... apa yang telah kau lakukan padaku?”
“Seperti yang telah kita lakukan sebelumnya, dan kau tahu itu. Kita hanya bercinta bukan? Aku hanya memindahkan sebuah pil ke dalam mulutmu saat kita berpagut. Dan aku rasa, kau sangat menikmatinya.”
“Kau ingin aku mati?”