Mohon tunggu...
Desny Zacharias Rahardjo
Desny Zacharias Rahardjo Mohon Tunggu... Freelancer - Co-Founder of Membangun Positivity

Orang biasa yang suka membaca, menulis, dan makan bubur yang tidak diaduk.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Meditasi Itu (Juga) Ilmiah

7 Maret 2020   10:29 Diperbarui: 8 Maret 2020   14:50 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.everydayhealth.com/meditation/ways-changes-brain/

Ketika mendengar kata meditasi, apa yang terlintas di benak anda? What quickly comes to your mind? Master Shifu di Kung Fu Panda yang mengajarkan Inner Peace? Atau pendekar Shaolin di film kung fu yang kerap kita tonton? Oh, atau Julia Roberts di Film Eat, Pray, Love yang sedang melakukan soul searching di sebuah Ashram di India?
Ada banyak kesalahpahaman tentang meditasi, baik dari sisi konteks, metode, maupun efek yang ditimbulkannya.

*Meditasi itu praktik spiritual, harus mengikuti ritual tertentu, bakar dupa.
*Meditasi itu seperti self-hypnosis, perlu mengucapkan mantra.

Padahal, kalau saja kita mau mengenal dan mempelajarinya - konteks,metode, apalagi efek/perubahan yang terjadi di otak karena mempraktikkan meditasi, meditasi itu sangat ilmiah.

Dulu, ketika mendengar kata meditasi, saya selalu skeptis. Buat saya, meditasi itu terasa vague, tidak real, dan susah diterima akal sehat. Pokoknya, it's just not my cup of tea.

Baru dua tahun belakangan ini saya akhirnya menemukan betapa sederhananya meditasi itu (tidak mudah, tapi sederhana) dan betapa besar manfaatnya bagi kesehatan saya.

Ada beragam macam meditasi. Ada meditasi yang dasarnya agama dan spiritual seperti Hindu, Buddha, Taoism, Modern Spiritualism, dan New Age.

Lalu ada juga meditasi sekuler seperti sound-based meditation, body-scan meditation, Transcendental Meditation, dan mindfulness meditation.

Yang saya lakukan namanya mindfulness meditation, dimana saya memfokuskan diri pada satu hal, yaitu napas saya. Memperhatikan napas saat keluar dan masuk. Dan be in the moment.

Kalau pikiran saya melayang-melayang kemana-mana, kembalikan lagi ke fokus terhadap napas saya tadi. Tidak juga harus repot-repot cari tempat dan waktu khusus. Di mana dan kapan pun bisa saya lakukan.

Menurut Anda, apa pengaruh baik dari meditasi?

Jawaban umum yang biasa saya terima adalah, meditasi membuat kita menjadi orang yang lebih tenang, lebih sabar, gak baperan.

Ada juga yang bilang, meditasi membuatnya menjadi lebih compassionate. Buat beberapa orang, masalah sulit tidurnya berkurang. Semua jawaban ini benar.

Selain jawaban-jawaban di atas, ternyata masih banyak lagi manfaat meditasi:

* Meditasi membuat kita lebih receptive terhadap informasi
* Meditasi melatih kita untuk menjadi lebih fokus
* Meditasi meningkatkan kreatifitas
* Meditasi meningkatkan daya ingat
* Ada studi di tahun 2016 yang mengatakan bahwa praktik meditasi pada manula memperlambat penurunan kemampuan kognitif. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang dengan penyakit Alzheimer

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang berubah di otak kita ketika kita rutin bermeditasi?

Para peneliti telah mengetahui selama beberapa dekade bahwa meditasi dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental seseorang. Tetapi baru dalam 10 tahun terakhir ini para ahli saraf secara lebih serius meneliti perubahan dalam struktur otak yang mendasari beberapa manfaat meditasi.

Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti di Harvard University menggunakan scan otak yang disebut fMRI membuktikan bahwa 8 minggu pelatihan mindfulness yang disebut Midfulness-Based Stress Reduction (MBSR) memang membawa beberapa perubahan fisik di otak:

Hippocampus. Ini bagian otak yang membantu kita belajar dan juga berperan penting sebagai regulator emosi. Ketika kita rutin bermeditasi, ketebalan kortikal di hippocampus meningkat. Ini yang menyebabkan orang yang rutin bermeditasi menjadi lebih fokus, lebih cepat menyerap informasi, dan lebih kreatif.

Amygdala. Bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi dan insting yang berkaitan dengan rasa takut, stress, dan perasaan terancam. Amygdala pada otak yang rutin bermeditasi menyusut. Ini yang membuat orang yang rutin bermeditasi lebih tenang, tidak mudah stress.

lifecoderx.com
lifecoderx.com
Para peneliti juga melakukan brain scanning atas otak para biksu Buddha, dan membuktikan bahwa otak para biksu tersebut memiliki sinapsis yang sangat kuat. Sinapsis ini yang menghubungkan neuron-neuron yang tersebar di otak mereka.

So, apa pun tujuan awal anda melakukan meditasi: mencari pencerahan, ingin lebih sehat, atau perlu break dari dunia yang makin sibuk, tua dan lelah ini, praktik meditasi rutin bukan hanya membuat anda merasa lebih baik, tapi memang menjadikan anda lebih baik - Body, mind, and soul.

Itu semua tidak dapat terjadi kalau meditasi tidak mengubah otak anda. Meditasi itu seperti latihan weightlifting (angkat beban) untuk otak. Kalau otot anda saja perlu dilatih, maka konsentrasi dan fokus (yang diatur oleh otak) juga perlu dilatih.

Saya yakin ada cara lain untuk menstimulasi otak. Yang saya tidak yakin, apakah se-efisien meditasi? Yang kita perlu lakukan hanya duduk diam (berbaring juga boleh), memejamkan mata, dan memperhatikan nafas kita keluar masuk, dan fokus hanya pada itu saja. 10 menit, setiap hari, coba dulu selama 8 minggu.

Sampai disini, apakah Anda setuju dengan saya bahwa meditasi itu TIDAK HANYA spiritual, tapi JUGA ilmiah?

Desny Zacharias Rahardjo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun