Integrasi adalah melakukan apa yang dikatakan, sebuah sikap hidup yang terbentuk dalam jangka panjang melalui pola asuh, bukan hanya kata-kata, tetapi juga contoh perilaku dan dilaksanakan secara konsisten.
Integrasi hanya memiliki dua sudut ekstrim, putih dan hitam. Tidak pernah ada abu-abu. Oleh karena itu, integrasi tidak punya ruang toleransi. Penilaian terhadap integrasi adalah berintegrasi atau tidak berintegrasi. Jujur atau tidak jujur.
SULIT ???
Sudah pasti, terutama bila nilai ini tidak ditanamkan sejak dini.
Mengingat perlu ditanamkan sejak dini, maka sangat jelas bahwa keluarga adalah basis penanaman nilai integrasi dan pembentukan sikap anti korupsi. Tidak ada tempat terbaik untuk menyemai bibit sikap anti korupsi ini, selain keluarga. Keluarga adalah lingkungan terdekat, tempat seorang anak belajar tentang nilai-nilai sosial. Dari keluarganya seorang anak belajar tentang apa arti pentingnya menjunjung tinggi nilai kejujuran dalam hidup.
Pada akhirnya setiap angota keluarga dapat menjadi pengontrol sosialbagi anggota keluarga lainnya. Bukan hanya ayah dan ibu menjaga anak-anak untuk selalu bersikap jujur, tetapi juga ibu dan anak-anak menjaga ayah bersikap jujur dalam menjalankan tugas sebagai pencari nafkah keluarga.
Keluarga juga membentuk identitas sosial anak di masa datang. Salah satu contohnya adalah bagaimana orangtua mengukur kesusksesan anak. Sebaliknya sukses itu tidak selalu diukur dari sisi materi dan pekerjaan, tetapi juga karakter, kesholehan dan pendidikan, sehingga anak belajar untuk menanamkan integrasi dalam berusaha.
Siapakah yang menanamkan nilai kejujuran dalam keluarga ???
Baseline study KPK juga mengatakan fakta bahwa ibu memainkan peran dominan terutama dalam penanaman nilai dan pembentukan karakter. Oleh karena itu ibu perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan praktis mengajarkan dan memberikan contoh bagaimana berperilaku jujur, berperilaku penuh integrasi untuk menolak korupsi. Contoh yang paling tepat adalah bagaimana kita merespon tawaran berperilaku korupsi dalam kehidupan sehari-hari.
Mataram, 09 Maret 2017
Desiyana Utari