Mohon tunggu...
desi guswita
desi guswita Mohon Tunggu... Penulis - Desi Kirana

Do it, get it. Sukai yang kamu buat, buat yang kamu sukai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mau Dimadu atau Diracun?

5 Maret 2020   07:05 Diperbarui: 5 Maret 2020   07:23 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ibu berangkat dulu, jangan telat lagi jemput Ica. Kemarin gurunya telepon ibu, katanya ayah telat jemput sehingga anak kita nangis di gerbang sekolah."

"Iya," jawabnya pelan dengan wajah tetap kesal.

**
Di tokonya Tina sibuk sampai siang, orderan yang diterima melalui aplikasi penjualan membuat wanita itu tidak melihat ada panggilan di telepon seluler yang satunya. Hingga akhirnya Ica pulang diantar satpam yang bertugas di sekolah.

"Maaf, Bu. Ica dari tadi nangis karena tidak ada yang jemput," jelas satpam dengan wajah kasihan.

"Terima kasih banyak, Pak. Sudah antar Ica," ucap Tina dengan wajah kebingungan.

Padahal tadi ia sudah meminta Agung untuk tidak terlambat lagi menjemput putri mereka.

Setelah Ica tenang dan bermain di dekat etalase kue. Tina melanjutkan pekerjaannya. Meski kepalanya diserang banyak pertanyaan, wanita sabar itu tetap berprasangka baik pada Agung, suaminya.

Semenjak Agung di PHK, sikapnya memang agak berubah. Kurang perhatian, emosional, bahkan ia tidak mau membantu Tina lagi seperti dulu. Ia hanya mau mengantar dan menjemput Ica ke sekolah. Kadang laki-laki itu malah menitipkan Ica ke tetangga dengan alasan cari pekerjaan baru.

Padahal toko kue milik mereka sedang butuh kurir untuk mengantar pesanan. Tapi Agung menolak, karena katanya tidak pantas menjadi kurir.

Tina paham akan hal itu. Makanya ia tidak mau memaksa suaminya. Biarlah Agung rehat sejenak, begitu pikir Tina. Karena uang pesangon yang diterima Agung cukup untuk modal toko kue dan belanja mereka sehari-hari beberapa bulan yang lalu. Sampai akhirnya tabungan itu habis ulah Agung juga yang suka foya-foya dan main game online.

Sejak tabungan mereka habis, Agung bergantung pada Tina. Dan laki-laki itu sepertinya menikmati hidup santai tanpa memikirkan istri dan anaknya. Karena semua kebutuhannya dipenuhi Tina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun