"Jika di kehidupan ini adalah perihal jumbrek, Â maka saudaramu ibaratkan nangka di atasnya"Â
Sibling dalam konsep psikologi diartikan sebagai saudara laki-laki dan perempuan yang tinggal bersama dalam satu pengasuhan dengan orang tua yang sama.Â
Dalam bersaudara tentunya banyak masalah-masalah yang dialami oleh saudara kandung seperti misalnya kecemburuan sosial.
Sibling rivalry merupakan bentuk persaingan antara saudara kandung, kakak, adik yang terjadi karena merasa takut kehilangan kasih sayang dan perhatian dari orangtua.
Mengatasi persaingan atau sibling rivalry antar kakak dan adik antara lain:
- Tidak membandingan anak satu dengan yang lainya.
- Membiarkan anak menjadi diri sendiri.
- Menyukai serta mendukung bakat anak, sehingga anak akan merasa senang karena didukung oleh orangtuanya
- Menjadi orangtua harus bersikap adil
- Orang tua tidak terlalu ikut campur dalam kegiatan anak, kecuali anak memberikan tanda kekerasan fisik, orangtua baru menindaknya
- Jangan memberi tuduhan negatif terhadap anak, sebaiknya orang tua tahu terlebih dahulu akar permasalahanya.
Sibling rivalry tidak bisa dihindari, jangankan anak-anak kita sebagai orang dewasa juga tentu melakukan suatu interaksi yang terjadi antar saudara dan sebetulnya itu akan menjadi sarana latihan.
Kalau saya selalu melihatnya yang namanya punya saudara itu sebetulnya kesempatan dan ujian perkembangan yang luar biasa pentingnya buat anak-anak.Â
Jadi modalnya buat anak banyak, misalkan modal dia untuk sosialisasi sama teman-teman yang lain.Â
Anak-anak yang mempunyai saudara sudah terbiasa bersaing dan terbiasa punya konflik sama saudaranya, nah itu akan menjadi jauh lebih siap menghapi konflik selanjutnya.
Pada saat dia tidak ada konflik sama temen-temennya, anak-anak yang sudah biasa bernegosiasi dengan kakaknya atau dengan adiknya yang biasa ledek ledekan dan bercanda sudah biasa menyelesaikan masalah dalam keseharianya.Â
Dan yang sudah biasa nangis-nangis atau menyelesaikan tekanan emosi itu juga sudah jauh lebih siap untuk berada dalam situasi sosial yang lebih besar.
"Ada persaingan anak-anak, kadang-kadang anak  sebetulnya bukan sesuatu yang kita ngerasa itu masalahnya, harus menanti kesempatan ini merupakan latihan".
Apa tindakan yang dilakukan orang tua saat anak terjadi persaingan?Â
Orang tua harus kasih kesempatan ke anaknya untuk menyelesaikan masalah itu di antara mereka, jangan ada ikut campur dalam konflik.
Memang ini merupakan susah banget dan kadang-kadang kalau dengar anak-anak itu bawaanya kita udah tidak tahan dengar tangisannya.Â
Para orang tua tidak bersabar jika terdengar tangisan anak, seakan-akan orangtuua ingin sekali ikut andil dalam permasalahanya.Â
Jika anak pinginnya mereka cepat berantem kita yang kasih solusinya. Seperti- rebutan gadget, ya udah deh daripada rebutan aku beli aja satu-satu gitu biar tidak terjadi rebutan.
Kita lupa bawa anak-anak ketika kejadianya sikap orang tua seperti itu, anak akan merasa tidak dapat kesempatan buat latihan negosiasi dan bergantian pada saat dia ada dalam situasi sekolah yang memang barangnya nggak cukup satu-satu.
Anak-anak yang tidak sempet latihan, gantian latihan negosiasi akan jadi teman yang jauh lebih menyusahkan dibanding anak-anak yang dapat kesempatan untuk negosiasi dan menyelesaikan konflik di rumah.
Jadi, masih ada yang kita harus berikan kesempatan untuk anak kita untuk mengatasi masalah-masalah itu sendiri dan latihannya di mana?Â
Letaknya di rumah sebelum menghadapi berbagai konflik dan tekanan yang ada di luar.
Saya anak ke dua dari dua bersaudara, pastinya pernah curhat masalah pribadi. Mulai dari senang, kegiatan sehari-hari, hingga nangis pun aku selalu cerita kepada saudara kandung.Â
Terkadang saudara saya yang kucurhati selalu menekankan jangan cerita dulu ke ibuk. Karena apa? Takut nanti ibu kepikiran. Mending nanti jika berlananya waktu saya sendiri yang akan menceritakan-Â
Saudara memang segalanya meskipun ada persaingan dan masalah kecil yang sering membuat ngeyel.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI