Mohon tunggu...
Depy Irawan
Depy Irawan Mohon Tunggu... -

jadi pembelajar dan pengajar abadi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Resensi Novel "Pergi" Tere Liye

29 Agustus 2018   23:04 Diperbarui: 29 Agustus 2018   23:40 3511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul                            : Pergi

Pengarang                 : Tere Liye

Penerbit                      : Republika Penerbit

Tahun Terbit             : 2018

Ketebalan Buku       : 455 Halaman

Novel Pergi karya Tere Liye ini bercerita tentang kehidupan seorang Bujang bernama asli "Agam" yang memiliki julukan  Si Babi Hutan. Kehidupan menjadi tukang pukul diceritakan pada sequel novel "Pulang" sedangkan pada sequal novel "Pergi" menceritakan kehidupan Agam ketika menjadi Pemimpin dari salah satu keluarga Shadow Economy yaitu Tauke Besar keluarga Tong.

Novel ini menceritakan tentangpencarian kesejatian tujuan hidup dari pelaku utama, namun dalam  kisah hidupnya, bujang dibayangi masa lalu dari ayahnya. Konflik pada novel ini, di mulai ketika prototype keluarga Tong yang dikembangkan oleh professor jenius asal Meksiko di curi oleh El Paco (Salah satu dari delapan shadow economy).

Ketika perebutan prototype terjadi, Bujang bertemu dengan seseorang yang memiliki kekuatan yang menakjubkan. Dia dalah Diego, saudara Bujang dari pernikahan Samad dengan Catrina, istri pertama dari ayah Bujang.

Bujang begitu bingung, selama ini ayahnya tidak bercerita bahwa agam memiliki saudara dari ibunya. Karena Agam adalah anak tunggal dari pernikahan Samad dengan Midah. Midah pun tidak perah bercerita kepada bujang, walaupun dia sebenarnya tahu sebelum menikah dengan Samad. Samad pernah menikah dengan seorang wanita berdarah Spanyol.

Agam mencari serpihan teka-teki tentang kehidupan masa lalu Samad melalui Tuanku Imam, dia berhasil menyusun satu demi satu puzzle yang begitu rumit untuk di pecahkan.

Rumah dipinggiran ibu Kota menjadi kunci misteri siapa sebenarnya identitas dari Diego. Kenangan antara Samad dan Catrina dikisahkan dalam surat yang dikirimkan Diego pada samad hasil restorasi professor terkena ibu kota. Rambang seorang pemuda jenius, anak dari tukang pukul kepercayaan keluarga Tong yaitu Lubai. Membantu Bujang dalam menemukan surat-surat yang dikirimkan Diego kepada Samad.

Lewat analisis Rambang yang tajam, Bujang dapat menemukan surat-surat Diego terkubur dalam tanah pada kotak pos yang termakan usia. Sayangnya peran rambang berakhir ketika peluru senjata M24 menembus tepat di kepala Rambang. Sersan Vasiliy Okhlopkov, pembunuh bayaran yang dikirim master dragon gagal dalam misi membunuh Bujang.

Rambanglah yang tewas tertembak peluru tajam ketika dia mendahului Bujang keluar dari badan pesawat. Namun sebelum pemakaman Rambang dilakukan, Bujang berhasil menangkap Sersan Vasily dan menyiksanya sebelum dibuang hidup-hidup dari atas helikopter.

Genderang Perang telah ditabuh oleh Master Dragon, Bujang murka atas terbunuhnya Rambang. Seorang pemuda yang berkeinginan untuk menjadi "Si Babi Hutan" mati ketika melindungi dirinya.. Master Dragon merusak keseimbangan yang telah ada pada keluarga shadow economy. Bujang berusaha membuat sebuah aliansi keluarga Yamaguchi, keluarga Tong dan Bratva.

Sedangkan Master Dragon berafiliasi dengan keluarga Lin, keluarga Beijing dan El Pacho. Dalam melakukan perjalanan negosiasi, Bujang melewati beberapa kejadian antara lain, terbunuhnya anak keluarga Yamaguchi dalam peristiwa meledaknya kue pernikahan  anak bungsu keluarga Yamaguchi dan pertarungan melawan Maria, anak dari pemimpin keluarga Bratva.

Di akhir novel diceritakan tentang peperangan antara keluarga shadow economy. Namun muslihat master dragon membuat kacau balau pertahanan markas dari aliansi keluarga Tong. Ketika semua tukang pukul aliansi keluarga Tong diarahkan untuk mengepung Hongkong. Pasukan master dragon berusaha merebut kontrol markas keluarga Tong, Yamaguchi dan Bratva.

Namun pertahanan mereka terlalu kuat bagi pasukan master dragon. Sedangkan master dragon bersama 40 pendekar naga berada pada posisi  di atas angina, ketika pasukan aliansi keluarga Tong terkepung drone lebah yang dibuat Yuri (pembuat bom professional). Ketika bujang dan kawan-kawannya terkepung, Diego datang dengan ledakan yang membuat listrik pada Kong's Building padam.

Seketika itu lampu mati dan semua drone lebah berjatuhan. Petikan gitar dan nyanyian amerika latin menandakan kehadiran diego dalam gedung Kong. Diego dan Bujang berhasil membunuh 40 pendekar naga dan master dragon dalam perang di kegelapan. Kemampuan berperang di kegelapan didapatkan Diego ketika dia berlatih selama dua tahun tinggal di gua gelap bersama jutaan kelelawar.

Kisah pada novel Pergi membawa pembaca untuk menelisik arti dari kata "Bahagia" yang terdapat dalam kisah "Dua Petani" yang dikisahkan oleh Salonga. Dari kisah dua petani pembaca diajak berpikir untuk berpikir tentang definisi kebahagian. Untuk apa kita hidup? dan bagaimana kita menikmati hidup?

Mengambil sebuah pilihan pada kalimat akhir Novel Pergi membuat penasaran pembaca kemana bujang akan pergi, setelah dia melewati peristiwa yang begitu melelahkan. Kisah peperangan yang liar mengajak pembaca untuk membayangkan setiap sudut tempat dan kejadian yang digambarkan oleh penulis dalam novel pergi.

Kelemahan dari novel ini beberapa kata memakai bahasa latin yang tidak ada arti dalam bahasa Indonesia. Hal ini membuat pembaca bingung dalam mengartikan kata-kata tersebut. Hal ini bisa dimaklumi karena latar dari novel Pergi adalah dunia internasional dengan beberapa tokoh yang diceritakan berasal dari Negara  spanyol. Kelemahan yang lain yaitu pada bagian epilog. Ketika Bujang menemui Diego di Singapura.

Tidak ada petunjuk dimana keberadaan Diego dalam novel tersebut, namun Bujang seketika sekonyong-konyong menemukan dimana Diego bekerja. Di restoran milik Samad tempat pertama kali Catrina dan Samad bertemu di Singapura. Bagaimana mungkin Diego menjadikan restoran sebagai markas padahal restoran milik Samad berarti restoran keluarga Tong dan Bujang sebagai Tauke Besar tidak mengetahui sejak awal. Bukannya keluarga Tong menggunakan teknologi tingkat tinggi dalam segala urusan bisnisnya.

Terlepas dari kekurangan yang dipaparkan oleh penulis, novel ini layak menjadi salah satu literatur yang wajib dibaca bagi penikmat buku. Kisah yang kompleks dari perseteruan shadow eceonomy, diramu dengan konflik action peperangan antara kelompok-kelompok yang berpengaruh di dunia. menjadikan novel ini asyik untuk dibaca.

Ditambah lagi dengan perpaduan kenangan masa lalu ayah dari tokoh utama Bujang menggambarkan seorang bad boy yang romantis. Menunjukkan variasi karakter penokohan dalam novel pergi. Pesan utama dalam novel pergi terdapat pada Petuah tokoh Salonga. Sebagai seorang mantan pembunuh bayaran, Salonga memberikan nasehat kepada bujang arti sebuah kata "Bahagia".

Kata yang notabene ingin diwujudkan dalam kehidupan setiap manusia. Kisah dua petani memiliki arti sarat akan makna dalam mencari tujuan kehidupan yang mempresentasikan kata "Pergi" dalam novel Tere Liye ini.

Oleh : Depy Irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun