Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenapa Kita Sulit Jujur pada Diri Sendiri?

16 Juni 2023   19:00 Diperbarui: 16 Juni 2023   19:05 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Avery Evans on Unsplash

Kenapa Si Manusia Serba Tahu, Tapi Sulit Jujur pada Diri Sendiri?

Ada suatu ironi dalam kehidupan yang menarik untuk diperhatikan: manusia, sebagai makhluk yang pandai dan serba tahu, seringkali merasa sulit untuk jujur pada diri sendiri. Mengapa hal ini terjadi, padahal kejujuran itu tampaknya merupakan sesuatu yang sangat mendasar dan penting dalam kehidupan sehari-hari? Apakah ada faktor psikologis yang berperan dalam fenomena ini?

Mari kita mulai dengan sebuah analogi yang mungkin terdengar familiar. Bayangkan seseorang sedang menonton tayangan sinetron kesukaannya di televisi. Tiba-tiba, tokoh antagonis dalam cerita tersebut berbohong kepada tokoh protagonis. Penonton di rumah dengan tegas berkomentar, "Dasar penipu! Kenapa dia harus berbohong?"

Sekilas, ini tampak seperti suatu paradoks: orang yang sama yang mengecam kebohongan dalam sinetron, mungkin saja memiliki kecenderungan untuk tidak jujur pada diri sendiri dalam kehidupan nyata. Mengapa ini bisa terjadi?

Salah satu alasannya mungkin terletak pada konsep "dissonansi kognitif" yang dikenalkan oleh Leon Festinger pada tahun 1957. Dissonansi kognitif adalah perasaan ketidaknyamanan yang muncul ketika ada konflik antara keyakinan atau nilai-nilai yang dipegang seseorang dengan perilaku yang diambilnya. Untuk mengurangi perasaan ketidaknyamanan ini, individu cenderung mencari cara untuk menjernihkan konflik yang ada, salah satunya dengan tidak jujur pada diri sendiri.

Ketika seseorang mengalami dissonansi kognitif, dia mungkin merasa sulit untuk menerima kenyataan bahwa dirinya juga memiliki kekurangan atau kesalahan. Sebagai contoh, seseorang yang menilai dirinya sebagai individu yang rajin dan berkendali diri, mungkin akan merasa sulit untuk mengakui bahwa dia sesungguhnya suka menunda-nunda pekerjaan. Untuk menghindari konfrontasi dengan kenyataan ini, dia mungkin akan mencari-cari alasan yang membenarkan tindakannya.

Dissonansi kognitif bukan satu-satunya faktor yang membuat orang sulit jujur pada diri sendiri. Ada juga konsep "hindsight bias" yang menjelaskan bagaimana seseorang cenderung memaknai peristiwa masa lalu dengan pengetahuan yang dimilikinya saat ini. Hindsight bias seringkali membuat seseorang merasa bahwa dia telah memprediksi atau mengetahui hasil dari suatu situasi sebelumnya, meskipun kenyataannya dia tidak melakukannya.

Misalnya, ketika seseorang berhasil mencapai suatu prestasi, dia mungkin akan merasa bahwa dia telah mengetahui sejak awal bahwa dia akan berhasil. Padahal, jika dia jujur pada dirinya sendiri, dia mungkin akan mengakui bahwa dia sempat merasa ragu dan tidak yakin selama proses mencapai prestasi tersebut.

Hindsight bias ini seringkali membuat seseorang merasa lebih percaya diri dan kompeten daripada kenyataannya. Ketika seseorang menghadapi kenyataan bahwa dirinya mungkin tidak sehebat yang dia kira, dia mungkin akan merasa sulit untuk mengakui hal ini pada dirinya sendiri.

Selain dissonansi kognitif dan hindsight bias, ada juga konsep "self-serving bias" yang menjelaskan bagaimana seseorang cenderung menginterpretasikan informasi dengan cara yang menguntungkan dirinya sendiri. Self-serving bias ini membuat seseorang lebih mudah mengakui keberhasilan sebagai hasil dari usaha dan kemampuan diri, sementara kegagalan dianggap sebagai akibat dari faktor eksternal yang di luar kendalinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun