Mohon tunggu...
Denisa Noviaristi
Denisa Noviaristi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kondisi Inflasi di Indonesia di Era Pandemi Covid-19

29 Juni 2021   13:00 Diperbarui: 29 Juni 2021   13:26 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat diperhatikan oleh dunia begitu juga Indonesia. Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum. Jika ditinjau dari pengertiannya inflasi adalah penurunan nilai mata uang yang berlaku di suatu Negara dibandingkan dengan koomoditi atau kurs mata uang asing. Inflasi ini harus dijaga kestabilannya tidak boleh terlau rendah dan tidak boleh terlalu tinggi.

            Saat ini dunia termaasuk Indoneisa sedang mengalami pandemic virus covid-19 atau lebih dikenal dengan virus corona. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Pandemic berarti terjadinya wabah suatu virus yang yang serempak di berbagai Negara. Dengan terjadinya pandemic ini tentunya sangat mengganggu perekonomian di seluruh dunia. Banyak sector-sektor yang tutup karena adanya pembatasan aktivitas yang ditetapkan oleh pemerintah.

            Akibat dari tutupnya sector-sektor tersebut, banyak perusahaan yang melakukan PHK terhadap para pekerjanya sehingga tingkat pengangguran meningkat. Dengan meningkatnya pengangguran maka terjadi pula penurunan pendapatan mayarakat. Karena sedikitnya pendapatan masyarakat, minat konsumsi masyarakat dan daya belinya pun turun. Permintaan akan barang kelompok inti pun turun karena masyarakat tidak mampu membeli barang-barang tersebut. Karena turunnya permintaan barang maka para pedagang mau tidak mau harus memangkas harga barang agar barang dapat terjual.

            Para konsumen lebih memilih menahan konsumsinya karena lebih memilih untuk menabung untuk persiapan berjaga-jaga di masa depan karena tidak ada yang tau kapan pandemic akan berakhir. Karena daya beli masyarakat turun maka inflasi pun ikut turun.inflasi 2020 ini merupakan inflasi terendah selama 5 tahun terakhir. Inflasi mulai turun dari Maret 2020 di awal pandemic, bahkan mulai bulan Juli sampai 3 bulan selanjutnya sempat mengalami deflasi dan baru bangkit mulai Oktober.

            Seperti yang terjadi pada ramadhan tahun 2020, inflasi yang terjadi sangat rendah jika dibanding dengan ramadhan tahun 2018 dan tahun 2019. Hal ini terjadi karena jumlah uang beredar yang terlalu sedikit karena kegiatan ekonomi terkendala yang membuat jumlah permintaan masyarakat akan barang mengalami penurunan dan uang juga tidak berputar karena masyarakat menekan konsumsi dan meningkatkan saving untuk berjaga-jaga. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya akan terjadi lonjakan inflasi pada bulan ramadhan karena kebutuhan masyarakat akan melonjak juga namun ketersediaan barang sedikit.

            Keadaaan ini diperparah juga oleh menurunnya inflasi pada sektor pendidikan di bulan Juli padahal bulan Juli adalah tahun ajaran baru dimana pada tahun-tahun sebelumnya yang akan terjadi kenaikan permintaan perlengkapan sekolah sehingga harga barang mahal dan terjadi kenaikan inflasi. Namn, pada tahun 2020 tidak terjadi kenakan inflasi san justru mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2018 dan tahun 2019 bahkan inflasi yang terjadi meleset dari perkiraan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun