Salah satu hal yang tak boleh dilewatkan saat melakukan perjalanan ke luar kota adalah mencicipi makanan khas  daerah setempat.Â
Hal tersebut yang saya lakukan manakala berkunjung ke kabupaten Malang. Tepatnya di desa Ngabab.
Sebuah desa yang dikelilingi oleh bukit dan pegunungan. Pagi-pagi saya ditawari sarapan oleh tuan rumah. Mau nasi biasa atau nasi jagung? Mau dibungkus atau makan di tempat? Berhubung saya belum pernah makan nasi jagung maka dengan lantangnya saya memilih nasi jagung.
Dibungkus atau makan di tempat?
Jelas saya  pilih makan di tempat. Saya ingin tau suasananya. Jadilah kita motoran ke tempat penjual nasi jagung. Saya, tuan rumah dan dua orang teman perjalanan. Jarak dari rumah ke lokasi tidak terlalu jauh. Sekitar lima belas menit.
Tiba ditujuan saya sempat bimbang. Apa bisa masuk? Karena ramai sekali. Dari jauh saya lihat sistemnya prasmanan. Jadi oengunjung mengambil makanannya sendiri tidak dilayani. Di halaman luar ada yang sedang makan sambil jongkok karena tidak kebagian tempat.
Lauk yang tersedia aneka rupa. Ada sayur berkuah, urap, aneka tumis, gorengan dan lain sebagainya. Saya mengambil dua macam lauk. Lalu segera mencari kursi kosong. Duduk manis sambil menikmati nasi jagung.
Tak lama datang pelayan menanyakan minuman yang ingin kita pesan. Rupanya untuk minuman barulah dilayani. Saya memesan kamu beras kencur. Sambil mencomot sebungkus kerupuk, saya perhatikan pengunjung yang sedang menikmati nasi di piring dengan posisi jongkok..
Memang terasa nikmat makan nasi jagung hangat dengan lauk dan sayur masih segar. Mereka yang penduduk lokal saja senang apalagi saya yang hanya turis lokal. Jelas penasaran ingin mencicipi nasi jagung. Ternyata seperti ini rasanya. Campuran nasi putih dan tepung jagung. Jadi nasinya terlihat kuning.