Begini Rasanya Traveling Dalam Suasana Demo

Lagi demo kok jalan-jalan. Memangnya enggak takut? 

Kalau ngomongin takut, jadinya tidak kemana-mana. Itu sih menurut saya. Bismillah saja. Hal tersebut yang saya niatkan ketika harus traveling dalam kondisi seperti sekarang. 

Jauh sebelum terjadi demo pada bulan Agustus kemarin, saya mendapat tawaran untuk membuat ulasan di tiga kota di Jawa Timur. Sebuah tawaran yang menarik, mengingat saya sudah 10 tahunan tidak menjejakkan kaki di daerah Jawa Timur. Saya pilih long weekend agar tidak mengganggu pekerjaan.

Kesepakatan didapat maka sebulan sebelum keberangkatan tiket pun dipesan. Sebetulnya saya kurang suka memesan tiket jauh-jauh hari. Khawatir ada apa-apa lalu batal. Sementara saya sudah merencanakan segala sesuatunya. Tapi untuk kegiatan long weekend memang harus jauh-jauh hari.

Ternyata firasat saya benar. Seminggu sebelum keberangkatan terjadi demo. Awalnya di Jakarta lalu merembet ke kota-kota besar di Indonesia. Termasuk Surabaya, Malang dan Kediri. Tiga kota yang akan saya jelajahi. Was-was dong menunggu keputusan final.

Begitu masuk awal bulan September, saya meeting mengenai rencana perjalanan ini. Hasilnya? Tetap berangkat dengan beberapa perubahan kegiatan. Antara senang dan senep yang saya rasakan. Senangnya karena impian saya bakal terwujud setelah sekian lama.

Senepnya, saya harus melakukan beberapa plan untuk keluar dari Tangerang menuju Jakarta. Saya menggunakan kereta api untuk perjalanan kali ini. Star dari stasiun Pasar Senen. Nah, berhubung masih ada aksi demo lagi. Saya yang awalnya ingin naik motor ke stasiun akhirnya menggunakan KRL. Jadi diupayakan tidak lewat jalan raya.

Demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Sementara saya bukan anker alias anak kereta. Jujur agak bingung. Tapi akhirnya saya jadi tahu rasanya naik turun KRL. Saya jadi tahu rasanya transit mengejar kereta. Beginilah rasanya traveling pasca demo.