Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Demi Kenyamanan "Kantong" Rela Menggendong Ransel Berisi Makanan

7 November 2020   03:03 Diperbarui: 7 November 2020   03:08 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jajan di perjalanan? No problem kalau sendirian. Tapi kalau bawa rombongan? Tidaaaaak.Saya sebenarnya orang yang simple. Tidak suka yang ribet-ribet. Terutama jika sedang bepergian. Sungguh malas jika harus pating krantil (bahasa Jawa) alias membawa tentengan segala macam. 

Lebih senang yang praktis. Jadi sangat jarang membawa makanan jika bepergian jauh. Pikir saya, "Bisa makan di jalan. Banyak yang jual makanan juga." Soal harga yang sejujurnya cukup mencekik leher alias mahal tak jadi soal. Sesekali tak apalah. 

Itu dulu. Tapi begitu memiliki keponakan dan ada bocah kecil juga di rumah. Sekarang kalau bepergiannya sekeluarga beramai-ramai. Wah, mulai mikir deh tuh. Air mineral ukuran sedang yang harganya hanya sekian rupiah menjadi sekian puluh ribu rupiah jika beli di bandara atau stasiun. Bisa dibayangkan kalau belinya lebih dari satu. 

Untuk air mineral saja sudah sekian puluh ribu. Belum jajanan lain dan makan besarnya. Namanya anak-anak pasti suka merengek minta ini dan itu. Akhirnya demi kenyamanan kantong, sebelum berangkat saya belanja camilan segala macam dulu untuk perbekalan. 

Jika waktu tempuh perjalanannya membuat kita tidak sempat sarapan atau kena makan siang di perjalanan. Maka saya rela masak terlebih dulu untuk bekal di jalan. Memang agak repot karena harus menyediakan tas khusus yang berisi makanan dan minuman. Tapi itu lebih baik ketimbang jajan di jalan.

Sudah harganya mahal, terkadang rasanya tak karuan. Kalau begini nyeseknya double... hihihi Jadi untuk aman dan nyamannya kantong ya harus rela menggendong ransel makanan.  Tapi memang benar jadi nyaman kok.  

Ketika suatu hari kami pulang ke Surabaya naik kereta api sekeluarga. Di dalam kereta kami tak bingung urusan makanan. Kalau lapar tinggal buka perbekalan nasi dan lauknya. Kalau iseng ingin camilan tinggal buka tas berisi camilannya. Begitu kenyang tinggal tidur.

Perjalanan Jakarta-Surabaya lumayan lama. Jika tidak membawa perbekalan sendiri, wih tak terbayang berapa ratus ribu uang yang dikeluarkan hanya untuk jajan di kereta.  Kalau begini bukan soal pelit atau tidak dalam urusan jajan di jalan. Tapi agak mikir dan lebih realistis. 

"Lha, piye? Regone dua kali lipat rek. Ping piro? Nek dudu keluarga Sultan wes gowo bekel wae. Luwih aman."

Kalau bukan keluarga sultan mah cari aman saja. Bukan begitu? (EP)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun