Mohon tunggu...
Deni Firman Nurhakim
Deni Firman Nurhakim Mohon Tunggu... Penulis - Santri dengan Tugas Tambahan sebagai Kepala KUA

Penghulu Kampung yang -semoga saja- Tidak Kampungan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Haji: Puncak Kematangan Spiritual

27 Mei 2023   11:25 Diperbarui: 27 Mei 2023   11:26 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jemaah Haji Kloter 1 Nasional sudah diberangkatkan pada tanggal 23 Mei 2023 yang lalu. Dan insya Allah, Jemaah Haji Kloter Pertama Kabupaten Karawang, yakni Kloter 11 akan mulai diberangkatkan pada hari Sabtu, 27 Mei 2023 dari Yonif.305, Karawang. 

Musim Haji tahun 2023 ini, setelah ada penambahan kuota sebanyak 8000, tidak kurang dari 229.000 Jemaah Haji Indonesia akan memenuhi seruan Nabi Ibrahim a.s berabad-abad silam -atas perintah Allah SWT- untuk beribadah haji. Sebagaimana terrekam dalam Q.S. Al-Hajj:27, 

 

"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan Ibadah Haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus, yang datang dari segenap penjuru yang jauh". 

Antusiasme umat Islam untuk berhaji di satu sisi dan terbatasnya kuota yang diberikan oleh Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia di sisi lain menjadikan daftar tunggu Jemaah Haji Indonesia kian panjang. Untuk Kabupaten Karawang, bila daftar haji hari ini, bila kuotanya masih sama, insya Allah akan diberangkatkan pada 21 tahun mendatang, yakni tahun 2044. 

Motivasi Berhaji 

Dari sekian jenis ibadah dalam agama Islam, hanya ibadah haji yang perintahnya disebutkan secara terang benderang dengan sisipan kata "liLlaahi" (semata karena Allah) seperti tersurat dalam Q.S. Ali Imron: 97 dan Q.S. Al-Baqarah: 196 berikut, 

 

 

Hal demikian itu dimaksudkan agar setiap Jemaah Haji menyadari benar bahwa ibadah haji ini sangat rawan disusupi oleh niat yang bukan karena Allah. Makanya, sedari awal Allah SWT mengingatkan agar beribadah haji itu "liLlaahi" (semata karena Allah), bukan karena yang lainnya. 

Di bagian lain, di antara kita banyak yang tahu, bahwa berdasarkan Hadits Nabi SAW dari Umar Bin Khattab sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim (lihat Syarh Al-Arba'in An-Nawawiyyah,tt:14) ibadah haji itu disebutkan di urutan terakhir dari Rukun Islam yang 5, setelah dua kalimat syahadat, shalat 5 waktu, zakat, dan puasa Ramadan. 

Namun, mungkin hanya sedikit yang mengamalkannya dengan tertib, yakni memastikan diri sebelum berhaji itu keyakinan syahadatnya sudah benar, shalat 5 waktunya terjaga dengan benar, kewajiban zakatnya ditunaikan secara benar, dan puasa Ramadannya dijalani dengan benar. 

Penempatan ibadah haji di urutan terakhir kewajiban ber-Islam itu dimaksudkan agar ibadah haii itu menjadi puncak pencapaian kematangan spiritual seseorang. Sehingga diharapkan, sepulangnya mereka berhaji, para haji ini bisa mewarnai positif lingkungan di manapun mereka berada. Petani yang Haji, Pedagang yang Haji, Buruh yang Haji, Bos yang Haji, Pegawai yang Haji, Guru yang Haji, Ustadz yang Haji, Kiyai yang Haji, dst., dengan kehajiannya itu diharapkan mereka menjadi rahmat bagi semesta alam, tidak menjadi laknat; menjadi berkah bagi semua, tidak menjadi pemecah ukhuwah; dan menjadi penyelamat orang-orang susah, tidak menjadi pemanfaat. 

** 

'Alaa kulli haal, (1) bagi yang sudah berhaji, mari terus menjaga dan merawat marwah kehajiannya dengan terus menjadi inspirasi positif bagi yang lainnya; (2) bagi yang sudah terdaftar haji namun belum sampai waktunya diberangkatkan berhaji, mari terus sempurnakan syahadatnya, shalatnya, zakatnya, dan puasa Ramadannya, sehingga semakin matang keimanannya; dan (3) bagi yang tidak ada kewajiban berhaji atasnya, laksanakan saja dengan sebaik-baiknya apa yang Allah perintahkan dan tinggalkan dengan sebaik-baiknya apa yang Allah larang. Insya Allah, pahala setara berhaji pun akan kita dapatkan. Semoga. 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun