Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cernak: Sahabat dalam Kisahku

6 Oktober 2021   14:27 Diperbarui: 6 Oktober 2021   14:29 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tidak apa-apa. Nanti saya bawa surat keterangan dokternya untuk dibawa ke sekolah." Ucapku.

Setelah memasuki ruangan alias kamar Bagus, aku lihat Bagus sedang tiduran. Aku dan teman-teman mengelilingi tempat tidur Bagus. Semuanya pada rebut ingin saling duluan menanyakan keadaan Bagus.

"Sudah! Biar Bagus istirahat."

"Tidak apa-apa, Bagus baru bangun setelah tadi minum obat. Kalian sudah pada makan?" ujar Ibu Bagus.

"Sudah tante." Jawab aku mewakili teman-teman.

"Terima kasih teman-teman." Ucap Bagus dengan pelan.

Ibu Bagus membawa empat gelas yang berisi sirup ke kamar Bagus ditambah sepiring kue untuk menjamuku dan teman-teman.

"Tante, tidak usah repot-repot." Kataku.

"Tidak apa-apa. Ini ada kue yang tante beli dari Ibunya Yosep."

"Jadi jatah Yosep buatku saja. Kan Yosep sudah bosan hehe." Ujar Rihad.

Setelah selang beberapa lama, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Jadi sudah waktunya kami pulang. Sudah menjadi jadwal kami, kalau pukul lima harus sudah berada di rumah. Kami biasa pulang sebelum pukul enam agar kami tidak kemalaman yang akan menyita waktu belajar dan istirahat kecuali kalau ada hal penting. Misalnya, kegiatan belajar mau ulangan harian atau ujian kenaikan kelas. Biasanya, kami belajar di rumah secara bergantian. Meskipun pulang malam, kami dijemput oleh orang rumah. Kadang Ibu, kadang ayah, dan kadang pula pembantu kami. Yang pastinya aku tidak mungkin dijemput oleh ayahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun