Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hal-hal yang Menyebabkan Orang Indonesia Berpikir Konsumtif

30 November 2017   15:48 Diperbarui: 30 November 2017   16:21 3899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gayahidupmu.com

Rasa bosan memang adalah naluri manusia, tetapi jika kita mengikuti naluri dasar kita itu, maka akan membuat kita akan menjadi orang yang sangat konsumtif. Apalagi ditengah terpaan pasar bebas seperti sekarang ini, masuknya barang-barang impor seakan membuat kita masuk kedalam jurang budaya konsumtif itu sendiri.

Banyak pakar ekonomi yang memprediksi, dalam 10-20 tahun kedepan, kalangan generasi millenial yang lahir antara tahun 1980-2000. Terancam tidak akan memiliki rumah sendiri alias menyewa rumah,

Itu tentu adalah fakta, bahwa kalangan generasi muda saat ini alias generasi millenial, memang terkenal dengan generasi yang up to date.Yang selalu mementingkan kepentingan sesaat dibandingkan kepentingan jangka panjang dalam hal ini rumah atau hunian.

Coba sekarang kita amati di media sosial yang tengah digemari generasi muda seperti Instagram, Twitter, dan Path. Ada berapa akun yang selalu menampilkan ke-glamoran yaitu berupa jalan-jalan dan menikmati makanan mewah yang seakan menjadi kebutuhah sehari-hari. Itu adalah contoh generasi millenial sebagai penerus dimasa depan, seakan masuk dan terperosok kedalam jurang konsumtif yang bisa berujung pada kesulitan di masa depan.

Kembali ke rasa bosan yang menyebabkan semakin berkembangnya budaya konsumtif, tentu adalah fenomena di tengah semakin derasnya arus industrialisasi di dalam negeri maupun di lar negeri. kalangan generasi millenial adalah penyumbang terbesar dari budaya konsumtif, yang berkembang dari rasa bosan yang mana akan selalu ingin merasa kekinian alais up to date.

Kurangnya fasilitas taman di setiap kota besar di indonesia

Pasti pembaca akan bingung pada point ini, kok taman, emang apa ngaruhnya dalam pola hidup konsumtif? Tentu saja berpengaruh, karena dikala pemerintah kurang menyediakan fasilitas umum berupa taman kota disetiap kota besar, maka akan berpengaruh terhadap gaya dan pola hidup masyarakatnya.

Karena tanpa adanya taman-taman kota, para generasi muda selalu menjadi kan cafe dan mall sebagai tempat nongkrong atau pertemuan. Sebagai pembanding, di negara-negara maju, terutama di benua Eropa. Taman kota adalah tempat pertemuan yang sering dijadikan tempat terfavorit bagi muda-mudi untuk melakukan pertemuan baik dengan teman, maupun dengan pacar.

Coba bayangkan berapa uang yang bisa dihemat ketika kita melangsungkan pertemuan ditaman kota dibandingkan di mall? Artikel saya kali ini bukan mengajak pembaca untuk jadi pelit loh, bukan hehe,.Tetapi pola hidup konsumtif masyarakat kita yang menjadikan nongkrong dicafe dan dimall aadalah kebutuhan mutlak. Tentu tak terlepas dari peran pemerintah yang kurang menyediakan fasilitas publik yang memadai bagi warganya.

Coba lihat di film-film asing, pasti taman kota tak terlepas dari berbagai kegiatan pada muda-mudinya. Budaya ke mall dan cafe dalam setiap pertemuan yang kadang menyebabkan kita menjadi sangat konsumtif. Tentu tak terlepas dari masih kurangnya fasilitas publik di negara kita ini.

Menjadi konsumtif adalah pilihan bagi kita sendiri, mau memikirkan rencana jangka panjang atau jangka pendek. Kesenangan jangan pendek atau jangka panjang. Semua kembali kepada pembaca, karena dalam artikel ini saya hanya sekedar berbagi pemikiran saya. Karena berdasarkan fakta memang sangat mengejutkan, karena generasi millenial termasuk juga saya hehe,.akan terancam tidak memiliki rumah sendiri pada 10-20 tahun kedepannya. Tentu adalah fakta yang sangat mengejutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun