yg ingat dan selalu bersyukur
atau yg selalu menyalahkan Garis Kehidupan
Siapa Kita dihadapan nya??
Kita tak lebih dari bulir pasir di Gurun yg Maha luas
tak lebih dari serpihan bilangan debu yg tak terhingga
tak lebih dari setetes Air di samudera yg tak berbatas
Jadi kenapa Harus merasa miskin dalam Nikmat nya
kenapa harus Angkuh dalam sedikit titipan Rizkinya
Kenapa Harus menggerutu dalam sejenak cobaanya
Kenapa selalu Menciptakan seribu Alasan dan Pembenaran atas kesalahan..
Padahal Kita hanya dituntut sedikit bersyukur dalam rakaian sujud
dan balutan do'a atas Nikmat yg kita terima
apakah itu terlalu berlebihan bagi kita??