Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

The Beatles dan Politik (Pajak) Indonesia

12 Juni 2021   15:07 Diperbarui: 12 Juni 2021   15:27 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara politik, Inggris sendiri menganut sistem multi-partai. Namun sejak tahun 1920an, hanya ada dua partai politik dominan, yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh.

Didirikan pada tahun 1834 Partai Konservatif berasal dari Partai Tory. Mungkin karena pada tahun 1912 Partai Unions Liberal bergabung dengan Partai ini, maka nama resmi Partai ini adalah Conservatives and Unionist Party. Partai Konservatif dikenal sebagai Partai Politik Kanan tengah yang memperjuangkan kebijakan ekonomi liberal, condong ke pasar bebas, membatasi peran negara, mendukung privatisasi dengan basis pemilih masyarakt kelas menengah.

Sementara itu Partai Buruh mempunyai riwayat dan idiologi Partai berbeda dengan Partai Konservatif. Awal Partai Buruh adalah ketika kelompok sosialis, sisa-sisa gerakan serikat buruh dan kelas pekerja bergabung membuat Partai. Karena itu pada masanya, Partai Buruh dikenal sebagai Partai yang menekankan perlunya intervensi negara yang lebih besar dalam kehidupan ekonomi, mewujudkan keadilan sosial dan penguatan hak-hak pekerja. Sebelum nanti pada tahun 1980-an sampai sekarang, Partai Buruh berkali-kali mengadopsi prinsip-prinsip pasar bebas.

Bila kita melihat konstelasi politik Inggris masa "Taxman" dinyanyikan The Beatles, tidak aneh bila The Beatles protes keras. Karena kebijakan pajak pada masa itu, keluar dari Partai yang mendengungkan keadilan sosial dengan konstituen utamanya para pekerja atau buruh. Sementara The Beatles adalah bagian dari orang-orang kaya Inggris yang menjadi target pajak progresif yang diimplementasikan pemerintah Inggris yang waktu itu di bawah kendali Partai Buruh.

Ketika "Taxman" serta dinamika sosial politik yang melahirkan lagu ini kita pakai untuk melihat ramainya isu pajak serta politik Indonesia sekarang, kita melihat adanya ironi.

Seperti juga Harold Wilson Perdana Mentri Inggris masa itu, Presiden Indonesia sekarang selain datang dari Partai yang mempunyai tagline partai orang kecil, juga mensimbolkan diri sebagai wakil orang biasa atau orang Indonesia kebanyakan. Baju putih sederhana, lengan panjang baju yang disingsingkan, blusukan, tidak memiliki orang tua yang pernah berkuasa, menjadi simbol-simbol yang terus dieksploitasi untuk mendefinisikan diri sebagai orang biasa dan orang bawah.

Hanya saja bila Wilson Perdana Mentri Inggris ketika itu menerapkan pajak progresif yang merugikan orang-orang kaya seperti The Beatles, maka pemerintah Indonesia sekarang mengeluarkan rancangan pajak tentang sembako dan pajak penghasilan yang ditenggarai akan merugikan masyarakat kelas bawah. Kelompok masyarakat yang selama ini menjadi simbol Presiden sekarang.

beatlesebooks.com
beatlesebooks.com
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun