Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Richard Pirmental dan Para Disabilitas dalam Film Music Within

13 Maret 2018   11:15 Diperbarui: 13 Maret 2018   11:20 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisa Art terbukti benar. Modul pelatihan Richard bagi para disabilitas, bukan hanya dipakai kantor Gubernur, tetapi juga kantor-kantor pemerintahan terkemuka seperti CIA, NASA dan perusahaan dunia yang masuk dalam 500 Forbes. Karenanya, dengan modul pelatihan yang dimiliki, Richard menjadi public speaker yang dikenal. Diundang ke berbagai kantor terkemuka untuk mengingatkan pentingnya penghargaan dan fasilitas sosial dan fasilitas umum bagi para penyandang disabilitas.

Usaha Richard membela para disabilitas tidak sia-sia. Public mulai peduli terhadap para disabilitas. Fasilitas sosial dan umum untuk memfasilitasi mereka mulai dibangun dimana-mana. George Bush, memasukan isu disabilitas dalam tema kampanyenya. Bahkan kemudian, para penyandang disabilitas sudah mempunyai wakil sendiri di Kongres.

Dalam popularitas dan puncak karir Richard ini, Art yang CP menunjukan kembali ketajaman analisa dan rasanya. Menurut Richard, dari sekian orang yang mengelilinginya, hanya Art yang tahu bahwa apa yang dilakukan Richard di puncak karirny bukan lagi atas kepedulian dan cintanya pada para penyandang disabilitas. Tetapi Richard bergerak karena kemarahan melihat para disabilitas disepelekan ditambah arogansi sebagai orang sukses. Ketika kemarahan menyelimuti Richard, hidup Richard pun terlihat tidak beraturan. Dia melupakan temannya sesama veteran Vietnam yang pincang sampai dia bunuh diri. Richard juga hampir bunuh diri begitu mengetahui Ibunya yang szchophrenia meninggal.

Art mengingatkan Richard untuk kembali ke jalur semula memperjuangkan para disabilitas karena kepedulian bukan semata kemarahan.

Tetapi diluar hal itu, Richard sepertinya sudah mencapai masa depan yang dia bayangkan dulu : menjadi Public Speaker. Tetapi apa yang diperoleh Richard sekarang mungkin lebih dari yang dibayangkan dulu. Richard tidak semata menjadi Public Speaker, tetapi dia membawa isyu yang sangat penting dengan kemampuannya itu : memperbaiki sikap dan perilaku masyarakat terhadap penyandang disabilitas. SampI kemudian sikap terhadap disabilitas menjadi kebijakan publik.

Hidup itu memang unik. Orang mesti menjalaninya dari depan, tapi dia baru tahu jalannya bagaimana dari belakang. Begitu kata teolog yang juga filosof Denmark, Soren Kiekergard ketika menganalisa perjalanan hidup manusia.

Sementara Steve Jobs dalam commencementnya dihadapan wisudawan Stanford University sempat mengingatkan tentang bagaimana menentukan jalan hidup ke depan. Menurut Jobs, untuk melihat jalan hidup ke depan, maka seseorang mesti melihat ke belakang dahulu. Dia mesti menemukan milestone dalam sejarah hidupnya di masa lalu lalu menyambung-nyambungkannya sehingga terlihat apa yang akan dia lakukan dimasa depan. Connecting the dots, begitu kata Jobs

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun