Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Richard Pirmental dan Para Disabilitas dalam Film Music Within

13 Maret 2018   11:15 Diperbarui: 13 Maret 2018   11:20 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Richard Pirmental dan Para Disabilitas Dalam Film Music Within

Music Within seolah ingin menggambarkan tentang bagaimana manusia mesti mengikuti irama musik dalam dirinya untuk menemukan jalan hidupnya. Penemuan terhadap jalan hidup ini, tidak hanya akan membuat hidup orang senang dan berbahagia tapi juga berimplikasi bagi kehidupan sekitar.  Kehidupan seperti inilah yang sepertinya hendak dideskripsikan dalam diri seorang Richard Pirmental. Veteran perang yang menjalani hidup sebagai disabilitas dan yang mendedikasikan hidupnya berjuang persamaan hak bagi para disabilitas.

Music Within sendiri adalah sebuah film comedy-drama yang cukup sukses. Ada banyak penghargaan dan nominasi yang diraih film arahan Steven Sawalich yang berdurasi 93 menit ini.

Richard Pirmental (Ron Livingston) sendiri bila kita anggap seorang Super Man, maka kryptonite bagi dirinya adalah rumahnya sendiri. Karena di rumahnya itulah ada Ibunya yang depresi berat tidak kunjung membaik dan berujung pada szchicoprhenia. Dari 8 kali hamil, Ibu Richard mengalami 7 kali keguguran. Richard sendiri yang lahir dari kehamilan yang ke-8, sempat disangka meninggal.

Dalam setahun, Ibu Richard merayakan 7 kali ulang tahun untuk anak-anaknya yang sudah meninggal sambil menenggak pil tidur karena depresi. Tidak ada perayaan ulang tahun untuk Richard yang masih hidup. Karena depresi, Ibu Richard sering menganggap Richard juga meninggal.

Sementara surga bagi Richard adalah toko ayahnya. Ayahnya sendiri bercerai dari Ibunya karena meskipun mencintai Ibunya, tapi tidak tahan berhadapan dengan kondisi psikologis Ibunya. Sayangnya, ayah Richard meninggal karena kecelakaan sehingga Richard diasuh oleh Ibunya yang sedang depresi.

Richard kecil mempunyai prestasi sekolah yang tidak bisa dianggap remeh : Juara Public Speaking dan Richard pestasi ini tidak diperhatikan dan diapresiasi Ibunya yang tenggelam memikirkan kakak-kakak Richard yang sudah meninggal. Tetapi Richard berpikir, inilah masa depannya.

Ketika besar, Richard yang bekerja sebagai koki berpikir kemampuan Public Speaking nya inilah yang bisa mengantarkannya mendapat beasiswa untuk kuliah di Perguruan Tinggi dan setelah itu mendapat pekerjaan yang bagus. Karenanya ketika di kotanya ada kompetisi Public Speaking yang akan dihadiri perwakilan Perguruan Tinggi, dengan sangat antusias Richard mengikuti kompetisi itu. Demi mendapat beasiswa dan kuliah di perguruan tinggi lalu bisa mendapat pekerjaan.

Seperti yang diharapkan, Richard pun menjuarai kompetisi itu. Seorang talent scouting Universitas, tertarik kepada dirinya dan mengundang Richard mengikuti test di kampusnya untuk mendapatkan beasiswa kuliah. Richard pun dengan antusias mengikuti undangan itu.

Tetapi rupanya undangan itu adalah momen terburuk dalam hidup Richard. Meski Richard dianggap hebat dan mempunyai bakat, tapi pihak Universitas menganggap Richard bohong dalam Public Speaking nya. Sebuah keputusan yang di kemudian hari diakui pengujinya diputuskan dalam keadaan dirinya yang sedang bad mood. Richard mengikuti ujian ketika penguji dalam kondisi psikologis yang tidak stabil.

Richard bukan hanya marah merasa diremehkan oleh pengujinya, tapi juga kecewa karena tidak bisa mendapat beasiswa. Dalam keadaan seperti itu, tanpa sengaja Richard melihat militer Amerika sedang menyebarkan pamflet undangan bagi anak-anak muda Amerika untuk mengikuti karir di bidang militer dengan terjun di Perang Vietnam. Ada kesempatan beasiswa dan kuliah di Perguruan Tinggi dalam tawaran itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun