Mohon tunggu...
delfa ghifari
delfa ghifari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa komunikasi

mahasiswa komunikasi yang gemar sepakbola dan renang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Budaya Jawa dalam Kemasan Film Gundala

15 Januari 2022   11:18 Diperbarui: 15 Januari 2022   12:03 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diunduh dari laman https://yunoya.id/

Ki Ageng Selo hidup di masa Kerajaan Demak. Tepatnya pada masa kekuasaan Sultan Trenggana, awal abad ke- 16. Beliau lahir sekitar akhir abad 15. Ki Ageng Selo pernah ditolak menjadi anggota Prajurit Tamtama Pasukan Penggempur Kerajaan Demak. 

Nama Ki Ageng Selo diambil dari salah satu desa di daerah Jawa Tengah, tepatnya di kabupaten Grobogan desa Selo. Dalam hal ini, artinya bahwa inspirasi gundala oleh komikus Hasmi original dari Indonesia dengan mengangkat budaya Jawa. Faktor ekonomi pada masa tahun 1970 an yang akhirnya hanya sampai pada komik saja, tanpa bisa dibuat menjadi film. 

Narasi dalam komik gundala edisi Hasmi di filmkan di era milenial oleh sutradara Joko Anwar. Ada beberapa instrument yang akhirnya diganti oleh Joko Anwar, contohnya kostum Gundala, pakaian yang dipakai Sancaka, dan background dari film gundala itu sendiri.

Menariknya, di akhir film menunjukkan konektisitas masa kini dan masa lampau. Film ini menggunakan sedikit budaya Jawa sebagai medianya. Adalah ketika Ghani Zulham (Ario Bayu) membangkitkan Ki Wilawuk (Sujiwo Tejo) menggunakan tetesan darah Gundala, dibalik tembok bertuliskan aksara Jawa. 

Mereka pun berbicara menggunakan bahasa Jawa klasik yang mungkin kebanyakan orang tidak tahu. Apakah mungkin itu menjadi sinyal bahwa akan ada film selanjutnya yang menghubungkan Gundala dengan legenda kuno. 

Representasi budaya Jawa dalam film ini memang sungguh luar biasa. Banyak instrumen dari budaya yang sebelumnya terlupakan dinaikan kembali sehingga dapat diminati oleh semua kalangan masyarakat. 

Meskipun masih ada kekurangan dalam film gundala ini seperti awal dari cerita ini cukup membosankan dan terkadang alurnya pun cukup membingungkan. Namun, ada rasa bangga ketika saya menonton ini karena saya juga disuguhkan dengan cinematic dan visual effect yang luar biasa keren. 

 Delfa Ghifari Zulyanda, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun