Mohon tunggu...
Dela Tiara Putri
Dela Tiara Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hi, thank you for checking my profile. My name is Dela Tiara Putri, a science education student based in Ponorogo, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perbedaan Tafsir, Takwil, dan Tadabbur

29 Februari 2024   18:01 Diperbarui: 29 Februari 2024   18:04 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tafsir merupakan upaya untuk menjelaskan makna-makna ayat suci Al-Qur'an dengan merujuk pada konteks historis, linguistik, dan sosial pada saat wahyu turun. Ini dilakukan untuk memahami pesan yang dimaksudkan oleh Allah SWT melalui ayat-ayat-Nya. Tafsir menjawab pertanyaan "apa yang dikatakan Allah?" dan "bagaimana kita harus memahaminya?"

Takwil merupakan langkah selanjutnya setelah tafsir, di mana makna-makna yang lebih dalam atau simbolis dari ayat suci diperkenalkan. Ini melibatkan pengungkapan makna-makna yang tidak terbatas pada interpretasi harfiah atau kontekstual semata, tetapi mencari makna-makna yang lebih luas atau spiritual dari teks tersebut. Takwil menjawab pertanyaan "apa yang dimaksudkan Allah di balik kata-kata ini?"

Tadabbur adalah praktik mengamalkan hasil dari takwil dalam kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan refleksi, meditasi, dan kontemplasi atas makna-makna spiritual yang terungkap melalui takwil ayat suci Al-Qur'an. Tadabbur membantu seseorang untuk mendalami dan menginternalisasi ajaran-ajaran Al-Qur'an sehingga dapat diimplementasikan dalam perilaku dan keputusan mereka.

Terdapat tantangan dalam menafsirkan Al-Qur'an karena membutuhkan kualifikasi tertentu untuk menjadi seorang mufasir. Syarat-syarat tersebut mencakup pemahaman yang mendalam tentang bahasa Arab, ilmu tafsir, sejarah Islam, dan akhlak yang baik.

Contoh dari tafsir Al-Qur'an adalah Tafsir Tahlili dan Tafsir Jalalain:

1. Tafsir Tahlili: Ini adalah tafsir yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an secara runtut dari berbagai seginya. Sebagai contoh, Surat Ad-Dhuha bisa dijelaskan secara runtut dari Surat sebelumnya, yaitu Surat Al-Lail yang berisi tentang asbabun nuzulnya dan munasabah turunnya berdasarkan tempat dan waktu. Karena banyak sekali penjelasan dengan menggunakan metode Tahlili, 1 ayat bisa dijelaskan menjadi  beberapa halaman. Salah satu contoh karya yang menggunakan tafsir Tahlili adalah "Tafsir Al-Mishbah" karangan Quraish Shihab. Nah, tafsir Tahlili memiliki kelebihan di antaranya: menjelaskan kandungan al-Qur'an secara utuh dalam satu mushaf, mengemukakan arti kosakata dan penjelasan mengenai arti global ayat. Dengan demikian, tafsir ini membantu dalam memahami hubungan antar-surah dan memperdalam pemahaman terhadap Al-Qur'an secara keseluruhan. Sedangkan kekurangannya adalah menghasilkan pandangan parsial dan kontradiktif, banyak ruang subjektivitas, membuka Pemikiran israiliyat, pengulangan penafsiran terhadap ayat yang bertema sama.

2. Tafsir Jalalain: Ini adalah tafsir yang disusun secara sederhana dan mudah dipahami. Cirinya adalah penjelasan yang singkat namun padat, tanpa terlalu mendalam ke dalam aspek-aspek linguistik atau historis. Tafsir Jalalain sering digunakan sebagai referensi awal bagi yang ingin memahami makna ayat-ayat Al-Qur'an secara ringkas dan jelas.

Dengan demikian, pendekatan-pendekatan tersebut saling melengkapi dalam memahami Al-Qur'an dengan lebih mendalam dan holistik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun