Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Gua Marjan dan Sodong: Hunian Hominid Australomelanesid di Jember

15 Maret 2022   22:27 Diperbarui: 18 Maret 2022   20:32 2168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menimbang kekayaan purbakala tersebut, sudah seharusnya pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat memperhatikan eksistensi Gunung Watangan sebagai benteng selatan yang harus dilindungi secara nyata. 

Selain untuk benteng dari ancaman gempa dan tsunami, Watangan bisa dijadikan kawasan kepurbakalaan yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi, riset, dan konservasi lingkungan.

Kawasan aliran sungai yang mengering di Watangan. Dokumentasi penulis
Kawasan aliran sungai yang mengering di Watangan. Dokumentasi penulis
Kalaupun mau dikembangkan menjadi destinasi wisata minat khusus juga sangat memungkinkan. Tentu saja membutuhkan riset mendalam terkait wisata minat khusus apa yang sesuai untuk kawasan ini. Dari kunjungan kami, saya mengasumsikan aktivitas wisata yang menggabungkan jelajah purba, konservasi lingkungan, creative camping, dan gelar seni-budaya.

Jelajah purba merupakan kegiatan yang mengajak para pecinta kepurbakalaan untuk mengunjungi dan mempelajari gua-gua yang menjadi hunian manusia dan komunitas manusia purba. Para pengunjung diajak untuk mengenal lebih dekat kekayaan gua yang menjadi penanda kehidupan masa lampau.

Santai di depan Marjan. Dokumentasi penulis
Santai di depan Marjan. Dokumentasi penulis

Konservasi lingkungan bisa bekerjasama dengan Perhutani dan BKSDA. Para pengunjung diajak menanam bibit pohon endemik di kawasan Watangan. Mereka juga bisa diajak untuk melepasliarkan satwa khas Watangan. Dengan kegiatan ini, mereka bisa memiliki ikatan ekologis dengan kawasan hutan yang memiliki jejak purbakala sekaligus ragam hayati.

Creative camping bisa menjadi pengalaman buat para pengunjung karena mereka bisa merasakan atmosfer kepurbakalaan sekaligus segarnya kawasan hutan. 

Di tengah-tengah camping mereka bisa disuguhi atraksi kesenian rakyat di kawasan Wuluhan sekaligus menikmati kuliner khas. Para pengunjung pun bisa ditantang untuk membuat puisi atau cerpen tentang Watangan serta membacakannya pada saat gelar seni.

Melintasi jalan setapak di tengah hutan jati. Dokumentasi penulis
Melintasi jalan setapak di tengah hutan jati. Dokumentasi penulis
Tentu saja, kemungkinan di atas bisa diwujudkan dengan kerja sama strategis antarelemen, seperti dinas-dinas terkait di Pemkab Jember, Perhutani, BKSDA, pemerintah kecamatan Wuluhan, pemerintah desa Lojejer dan desa-desa lain yang berdekatan dengan Watangan serta masyarakat dan pelaku seni-budaya.

Orientasi utamanya adalah wisata berbasis komunitas yang memberikan kesempatan luas kepada warga masyarakat sebagai subjek dalam pengelolaannya sehingga mereka juga bisa mendapatkan keuntungan ekonomis dan kultural.

Setahun sekali juga perlu dibuat event besar yang bercirikan: (a) penyebarluasa potensi kepurbakalaan, kebudayaan, dan lingkungan; (b) ritual untuk memperkuat ikatan manusia dengan bumi, sejarah, dan budaya; (c) lomba kreatif untuk para pelajar seperti melukis serta menulis cerita rakyat, puisi, cerpen dan yang lain; dan (d) gelar seni kolosal yang memadukan potensi para seniman rakyat dengan mahasiswa dan seniman sanggar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun