Mohon tunggu...
Defi Dilalatul Haq
Defi Dilalatul Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046

Saya Defi Dilalatul Haq, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046. Akun kompasiana ini saya buat sebagai pendukung dalam perkuliahan mata kuliah jurnalistik, selain itu juga saya gunakan kompasiana ini sebagai sarana mengembangkan kreatifitas dan melatih skill menulis saya. Mohon bantuannya teman-teman✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Utang Tidur, Memang Bisa Dibayar?

5 Juni 2021   08:08 Diperbarui: 5 Juni 2021   08:38 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasti banyak nih di antara kita, terutama para mahasiswa yang sering begadang di malam hari. Entah itu karena mengerjakan tugas, kerja shift malam yang tidak bisa ditawar, atau hanya sekedar menghilangkan rasa bosan dengan bermain game, menonton film atau k-drama, dan lain sebagainya. 

Padahal kita semua sudah paham kalau begadang itu tidak baik untuk kesehatan tubuh kita, bahkan untuk jangka panjangnya. Apalagi, setelah bangun tidur badan kita terasa tidak enak dan cenderung mengantuk.

Nah jika seseorang sudah merasa kurang tidur dan merasa sangat lelah, pasti ia akan berpikir untuk balas dendam dengan tidur seharian keesokan harinya. Kegiatan itu akan terus berulang sampai akhirnya menjadi sebuah kebiasaan sehingga membentuk pola tidur yang buruk. Namun kebiasaan tersebut malah dianggap lumrah oleh masyarakat sebagai upaya untuk membayar 'utang tidur' dari semalam begadang.

Sebenarnya, utang tidur bisa dibayar gak sihh?

Jawabannya, TIDAK BISA.

Kenapa?? Karena apa yang terjadi pada tubuh kita ketika begadang sudah terlanjur terjadi. Dengan menghabiskan tidur seharian atau hibernasi pun tidak akan bisa mengembalikan apapun dari tubuh kita yang sudah terlanjur rusak. Meskipun ngantuknya hilang sih, tetapi hal tersebut tidak menyembuhkan dampak negatif yang ditimbulkan akibat begadang. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, justru yang ada tubuh kita semakin stress dan kualitas tidur semakin buruk.

Berdasarkan penelitian tentang waktu tidur, tubuh manusia memang sudah memiliki kemampuan untuk bisa menyesuaikan juga memulihkan diri dan energi secara bertahap. Misalnya, ketika masih bayi waktu tidur kita bisa sampai 15 jam per hari. Kemudian ketika anak-anak waktu tidur kita menjadi 13 jam per hari, lalu beranjak remaja waktu tidur kita menjadi 10 jam per hari. Hingga akhirnya ketika dewasa, idealnya kebutuhan tidur kita menjadi 7-8 jam per hari.

Intinya, setiap individu mempunyai kebutuhan tidur yang berbeda-beda tentunya, tergantung aktivitas yang dilakukan. Akan tetapi mirisnya, sejak kehidupan manusia tidak bisa lagi diatur oleh siang dan malam, manusia jadi seenaknya tidur dengan alasan yang bermacam-macam tadi. Kebiasaan buruk itulah yang menjadi masalah karena tubuh bisa berontak kapan saja tanpa kita sadari.

Sumber: istockphoto.com
Sumber: istockphoto.com

Memenuhi waktu tidur merupakan bagian dari pola hidup sehat. Jika waktu tidur tidak dicukupi, akan menimbulkan berbagai dampak negatif pada tubuh kita. Mulai dari kulit tidak sehat, mengurangi daya nalar dan kemampuan memecahkan masalah serta konsentrasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun