Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Susahnya Membalas Sapaan

23 Januari 2021   20:16 Diperbarui: 23 Januari 2021   20:24 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menyapa (dok.pri) 

Suatu hari, sepulang dari kampus, saya bertemu dengan seseorang di suatu perempatan jalan. Segera saya memberi sapaan sambil melambaikan tangan kepadanya. Saat itu kulakukan, saya bisa memastikan bahwa ekspresi saya ialah tersenyum dan itu menjadi tanda kalau sapaan ku itu tulus sifatnya. 

Namun apa yang terjadi, dia tidak membalas sapaanku. Memang dia menatap ku, namun ekspresinya biasa saja dan tidak ada tanda-tanda kalau ia membalas sapaan ku.

Lalu saya pun segera berpaling darinya untuk meneruskan perjalananku dan juga agar tidak merasa kikuk karena sapaan ku tidak berbalas. Saat setelah meninggalkannya, saya juga tidak berani menoleh kepadanya, takut kalau itu akan membuatnya tersinggung.

Saya memang tidak mengenal orang yang saya sapa itu. Namun karena saya yakin kalau menyapa itu adalah baik dalam dirinya sendiri, maka saya pun berani menyapanya, terlepas apakah kita mengenalnya atau tidak. Namun ia tidak mau membalasnya.

Sejujurnya, saya merasa malu ketika ia tidak mau membalas sapaanku. Saat itu saya merasa bahwa diriku sedang SKSD atau "sok kenal sok dekat" kepadanya. 

Tetapi berpegang pada keyakinan bahwa menyapa itu adalah baik dalam dirinya sendiri, maka meskipun sapaanku tak berbalas, saya tetap merasa senang karena telah berani menyapa.

Bukan hendak menghakimi dirinya yang tidak mau membalas sapaanku, namun ketika saya tiba di rumah, saya mencoba merenungkan peristiwa yang baru saja saya alami bersamanya. 

Dalam hati saya bertanya, apa susahnya membalas sapaan? Apakah karena kita belum saling mengenal sehingga kita tidak boleh saling menyapa? Bagi saya sendiri, kenal atau tidak kenal, kita harus selalu menyapa setiap orang yang kita jumpai, bahkan entah keadaan kita baik atau pun tidak.

Saya kira, membalas sapaan itu tidaklah susah. Bahkan semestinya, kita merasa senang saat ada orang yang menyapa kita. Itu pertanda kalau dia menghargai keberadaan kita. 

Bahkan, yang lebih berarti lagi, saat ada orang yang menyapa kita, meskipun dia tidak mengenal kita, itu menjadi pertanda kalau kita dipandang sebagai sahabatnya.

Sekali lagi, saya tidak ingin menghakimi sikapnya yang tidak mau membalas sapaan ku. Sebagaimana makna sapaan itu adalah berupa penghargaan atas keberadaan orang lain di sekitar kita, maka saya pun menghargai sikapnya yang tidak mau membalas sapaan ku tersebut. 

Semoga di lain waktu, ketika kami bertemu kembali, dia berani membalas sapaan ku, atau bahkan, dia terlebih dahulu memberi sapaan kepada ku. Sebab apa yang kumulai kepadanya, yaitu saat saya menyapa dirinya, saat itu saya telah membuka di antara kami suatu ruang untuk membangun persahabatan.

Pengalaman ini akan menjadi pelajaran bagi saya untuk tidak segan-segan memberi sapaan kepada orang lain, sekalipun saya tidak mengenalnya. Bahkan, menurut saya, justru kepada orang yang tidak kita kenal lah kita harus memberi sapaan agar setelahnya kita bisa menjalin persahabatan dengannya. Dengan demikian, daftar persahabatan kita pun akan semakin bertambah.

Akhir kata, saya ingin mengatakan bahwa membalas sapaan itu tidaklah susah. Yang susah itu ialah menjamin diri baik-baik saja saat ada orang yang tidak mau membalas sapaan kita. 

Namun meskipun demikian, kita harus selalu berani untuk menyapa karena dalam dirinya sendiri menyapa itu adalah baik, dan sapaan yang kita berikan itu adalah kebaikan yang kita bagikan kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun