Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Resensi Buku: Tentang Yesus Kristus

19 Oktober 2020   08:27 Diperbarui: 19 Oktober 2020   08:31 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah hidup Yesus tersebut menunjukkan siapakah Allah itu sebenarnya yaitu Deus humanissimus, sebagai Kasih tanpa syarat yang membebaskan. Selain itu, kisah Yesus juga mewahyukan kepada kita perihal siapakah manusia itu sebenarnya, yaitu sebagaimana Ia menunjukkan hubungan yang erat dengan Allah maka begitu pulalah seharusnya kita manusia. 

Hidup manusia didasarkan pada indikatif kategoris kasih: Allah adalah Kasih dan, dalam Yesus Kristus, sudah terlebih dahulu mengasihi kita. Oleh karena itu maka kita juga dimungkinkan untuk mengasihi. "Yesus adalah Paradigma dari kemanusiaan eskatologis" (hlm. 55).

Ditetapkan dalam Konsili

Dogma tentang Yesus Kristus sebagai Allah dan Manusia dirumuskan tidak sekali jadi. Perumusan itu terjadi dalam setiap konsili yang memberi jawaban atas persoalan ajaran imam yang terjadi. Penulis mengungkapkan bahwa ada tujuh konsili ekumenis yang pertama yang terjadi, yaitu Konsili Nikea I (19 Juni-25 Agustus  325), Konsili Konstantinoperl I (Mei-30 Juli 381), Konsili Efesus (22 Juni-September 431), Konsili Kalsedon (8 Oktober-Awal November 451), Konsili Konstantinopel II (5 Mei-2 Juni 553), dan Konsili Konstantinopel III (7 Nov 680-16 September 681), dan Konsili Nika II (24 September-23 Oktober 787).

Terdapat refleksi kristologis yang penting dari semua konsili di atas. Pertama, mempertahankan baik keilahian maupun kemanusiaan Yesus Kristus yang bermotifkan demi keselamatan manusia. Kedua, berkaitan dengan iman, bahwa Yesus Kristus sungguh ilahi: Bagaimana relasi antara Bapa dan Logos ilahi yang sama-sama kekal? Konsili Nikea I menjawab yaitu bahwa keduanya sehakikat (homoousios). 

Ketiga, berkaitan dengan keyakinan iman bahwa Yesus Kristus sekaligus ilahi dan manusia: bagaimana relasi antara yang ilahi dan yang manusia dalam satu Yesus Kristus? Konsili Kalsedon menjawab yaitu bahwa dua kodrat menyatu dalam satu hypostasis/pribadi ilahi. 

Keempat, kalau prinsip kesatuannya adalah hypostase/ pribadi ilahi, bagaimana kemanusiaan Yesus Kristus masih sungguh dipertahankan? Konsili Konstantinopel III menjawab, yaitu bahwa Yesus Kristus memiliki bukan hanya satu melainkan dua kehendak yaitu kehendak manusiawi dan ilahi.

Inkarnasi dan Keselamatan

Paham tentang Yesus Kristus dalam perjalanan waktu bergeser dari dunia Yunani ke budaya Latin-Roma yang lebih bersifat yuridis. Pergeseran ini tentu juga mengakibatkan perbedaan paham tentang Yesus Kristus sebagai penyelamat. 

Budaya Yunani melihat penyelamatan sebagai proses pengilahian kodrat manusia yang sudah sesat melalui proses mimesis. Pengilahian ini mengembalikan kodrat manusia kepada tujuannya yaitu yang ilahi. Sementara itu, budaya Latin memahami penyelamatan sebagai pemulihan kembali kodrat manusia yang telah dirusakkan oleh manusia itu sendiri karena melanggar suatu hukum.

Teori yang sering muncul dalam budaya Latin ini ialah tentang "Cur Deus Homo" (Mengapa Allah menjadi manusia). Anselmus dari Canterburry mengatakan bahwa Allah menjadi manusia demi keselamatan manusia itu sendiri; "Allah telah menjadi manusia dan berkat kematian-Nya kehidupan diberikan kembali kepada dunia". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun