Sudahkah kita beriman kepada Allah jika kita mengatakan bahwa Allah itu Maha Baik padahal hidup kita jahat?
Sudahkah kita beriman kepada Allah jika kita mengatakan bahwa Allah itu penuh cinta padahal hidup kita penuh kebencian?
Sudahkah kita beriman kepada Allah jika kita mengatakan bahwa Allah itu Maha Esa padahal kita memusuhi orang yang tidak seagama dengan kita?
Sudahkah kita beriman kepada Allah jika kita mengatakan bahwa Allah itu Maha pengampun padahal kita sangat sulit mengampuni?
Jika demikian adanya, apa definisi iman bagi kita?
Mungkinkah iman hanya jatuh pada peribadatan semata padahal kita yakin bahwa Allah senantiasa hadir dalam kehidupan nyata kita setiap hari?
Bagaimana mungkin kita bisa nyaman hanya memikirkan Allah dalam urusan doa dan di rumah ibadat semata?
Bagiku, hidup adalah bukti nyata dari isi iman.
Itu artinya, jika kita mengimani bahwa Allah itu maha baik, maka kita pun harus bersikap baik dalam hidup. Jika kita mengimani bahwa Allah itu penuh cinta, maka kita pun harus penuh cinta dalam hidup. Jika kita mengimani bahwa Allah itu maha Esa, maka kita pun harus menerima setiap orang sebagai saudara meskipun ia berbeda keyakinan dengan kita. Jika kita mengimani bahwa Allah itu Maha pengampun, maka kita pun harus mudah memberi ampun kepada orang yang bersalah kepada kita.
Itu menurut saya, bagaimana dengan Anda?