Mohon tunggu...
Dedy Eka Priyanto Ph.D
Dedy Eka Priyanto Ph.D Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Bekerja sebagai konsultan di salah satu big 4 accounting firm dan saat ini tinggal di Tokyo. Senang berbagi pengalaman lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Isu Radikalisme di Jepang

23 Oktober 2019   18:10 Diperbarui: 23 Oktober 2019   19:50 2733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Camii Tokyo yang selalu ramai didatangi orang jepang pada akhir pekan (sumber : fp Tokyo Camii)

Suasana kajian ahad subuh di MIT (dok. Pribadi)
Suasana kajian ahad subuh di MIT (dok. Pribadi)
Selain Masjid Camii, ada juga Masjid Indonesia Tokyo (MIT). Masjid yang diresmikan oleh Bapak Arifin Tasrif (Dubes RI) tahun 2017, menjadi salah satu pusat kegiatan islami bagi WNI.

Setiap ahad, ada subuh bersama disertai dengan kajian yang menghadirkan pembicara dari beberapa latar organisasi islam dan profesi. Sebut saja, Ust. Adi Hidayat, Ust. Salim A Fillah, TGB, KH Nasaruddin Umar, Dahlan Iskan hingga Achmad Zaky (CEO Bukalapak) pernah mengisi di MIT.

Ketika bulan Ramadhan, MIT juga penuh dengan kegiatan mulai dari buka bersama, pesantren kilat hingga Tabligh Akbar dengan mendatangkan ustad dari tanah air.

Pernah juga mengadakan Islamic Cultural Festival di mana warga Jepang diajak melihat dalam masjid dan mengenalkan budaya Indonesia dan Islam. Acara-acara tersebut sangat jauh dari radikalisme. Bila tidak percaya, silahkan untuk berkunjung ke MIT.

Masih banyak masjid dan islamic center lain di Jepang yang menjadi pusat penyebaran islam dan aktif menyebarkan pesan perdamaian ke masyarakat Jepang.

Selain itu, ketika terjadi bencana di Jepang, warga muslim dari berbagai negara dan organisasi menjadi volunteer dan ikut melakukan penggalangan donasi. Seperti ketika bencana gempa tsunami besar 2011 dan bencana badai hagibis tahun ini.

Jadi seandainya ada yang mengklaim bahwa paham radikal mengental di Jepang dan hanya satu masjid saja yang aman, mungkin perlu piknik ke berbagai masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun