Mohon tunggu...
dedi efendi
dedi efendi Mohon Tunggu... Pengawas Madrasah

Pendidik, peneliti, dan motivator berdedikasi mencetak generasi unggul lewat inovasi pendidikan berbasis nilai. Sebagai Pengawas Madrasah, aktif dalam penelitian, pengembangan kurikulum, dan publikasi ilmiah. Berkomitmen mendorong transformasi pendidikan berbasis teknologi-kearifan lokal serta peningkatan profesionalisme guru untuk kemajuan bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masjid Jogokariyan: Model Masjid yang Hidup, Ramah dan Memberdayakan Umat

5 Februari 2025   06:03 Diperbarui: 5 Februari 2025   08:29 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manajemen Keuangan: Transparansi yang Menginspirasi

Keberhasilan Masjid Jogokariyan tidak lepas dari sistem pengelolaan keuangan yang transparan. Setiap Jumat, masjid mempublikasikan laporan keuangannya secara terbuka, lengkap dengan rincian pemasukan, pengeluaran, dan saldo yang tersisa.
Uniknya, masjid ini menerapkan konsep kas nol rupiah, yang berarti setiap donasi yang masuk segera digunakan untuk program sosial dan pengembangan masjid. Jamaah bisa langsung melihat dampak dari sedekah yang mereka berikan, sehingga kepercayaan terhadap masjid semakin kuat.

Program Sosial yang Berdampak Langsung

Masjid Jogokariyan telah membuktikan bahwa masjid bukan hanya tempat shalat, tetapi juga solusi bagi permasalahan sosial masyarakat. Beberapa program unggulan yang dijalankan di antaranya:
- ATM Beras -- Fasilitas beras gratis bagi masyarakat kurang mampu.
- Layanan Jemput Jamaah -- Memudahkan lansia dan warga yang kesulitan datang ke masjid.
- Beasiswa Pendidikan -- Memberikan bantuan kepada anak-anak dari keluarga tidak mampu.
- Kajian Wanita dan Remaja -- Program edukasi agama yang rutin diselenggarakan.
- Pemberdayaan Ekonomi Jamaah -- Mendukung pedagang kecil di sekitar masjid agar berkembang.

- Klinik Bantuan Hukum -- Program konsultasi dan pendampingan masalah hukum yang mungkin sedang dihadapi oleh jama'ah. 

Keberadaan program-program ini menunjukkan bahwa masjid dapat menjadi solusi bagi permasalahan sosial masyarakat, bukan hanya sebagai tempat ibadah yang pasif.
Konsistensi dalam Memakmurkan Masjid
Keberhasilan Masjid Jogokariyan bukanlah hasil dari kerja singkat, tetapi buah dari konsistensi selama lebih dari dua dekade. Sejak tahun 2000-an, masjid ini menerapkan sistem manajemen yang rapi, transparan, dan selalu melibatkan jamaah dalam setiap programnya.
Kini, Masjid Jogokariyan menjadi rujukan bagi banyak masjid di Indonesia yang ingin menerapkan konsep serupa. Banyak pengurus masjid dari berbagai daerah datang untuk belajar bagaimana mengelola masjid dengan lebih profesional dan berdampak luas bagi umat.

Kesimpulan: Masjid yang Menjadi Model Peradaban

Kunjungan saya ke Masjid Jogokariyan memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana masjid dapat benar-benar hidup dan menjadi solusi bagi umat.
Dengan transparansi keuangan, program sosial yang tepat sasaran, pelayanan ramah kepada musafir, serta keterlibatan aktif anak muda, masjid ini membuktikan bahwa masjid dapat kembali menjadi pusat peradaban Islam---bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai ruang belajar, pemberdayaan, dan penguatan ukhuwah Islamiyah.
Jika lebih banyak masjid di Indonesia meniru model ini, bukan tidak mungkin kita akan melihat kebangkitan peran masjid seperti di masa kejayaan Islam dulu. Kini, pertanyaannya adalah:
Apakah masjid-masjid lain siap belajar dari Jogokariyan dan menghidupkan kembali fungsi masjid yang sesungguhnya?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun