"Apa saja yang telah diberikan anakku Lasmi pada ananda?" tanya ayah Lasmi kepadaku.
"Selain surat yang memberitahukan alamat rumah, juga cincin ini," jawabku sambil menyerahkan surat dan cincin itu.
Tiba-tiba ibu Lasmi menangis sambil beranjak masuk ke belakang rumah. Ayah Lasmi merangkulku sambil menangis tersedu-sedu.
Setelah melepaskan rangkulannya, dengan suara terpotong-poyong, ayah Lasmi menyebutkan bahwa setahun yang lalu, Lasni meninggal dunia akibat bus yang ditumpanginya masuk jurang di kawasan Leuweung Tiis Garut.
Mendengar penuturan itu, kurasa bumi berputar. Aku tidak ingat apa-apa lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI