Mohon tunggu...
Dedi Zakhran
Dedi Zakhran Mohon Tunggu... profesional -

dedi zakhran mc,presenter,penyanyi dangdut bisa di undang di berbagai acara dan di berbagai daerah atau kota. contac person 089661649665 atau 087889481531

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Datangnya Dajjal?

10 Maret 2011   06:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:55 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari sebagimana hadits yang baru saja kita baca tadi, Rasul SAW berkata, “Tidak akan datang hari kiamat,” maksudnya salah satu tanda dari hari kiamat yaitu, “sampai munculnya 30 dajjal,” dajjal -dajjal pendusta, kira-kira jumlahnya 30. Maksudnya jumlahnya bisa lebih atau kurang dari 30. Disini menunjukkan ada ikhtilaf mengenai jumlah dajjal-dajjal yang akan datang ke muka bumi. Tadi apa ciri-ciri mereka? Semuanya itu mengaku Nabi, itu ciri dajjal-dajjal pendusta. Itu kalau kita hitung jumlahnya, kata Rasul SAW, kira-kira 30. Demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Kita sudah lihat sekarang, walaupun kita belum menghitungnya, di Indonesia sudah sedemikian banyaknya, ada juga di India, Pakistan, Yordan, Saudi dan dimanapun banyak yang mulai mengaku sebagai Nabi. Dan ini tanda-tanda hari kiamat, kata Sang Nabi. Dan mereka digelari dajjal-dajjal pendusta. Yang dimaksud bukanlah Dajjal yang paling besar yang kelak muncul di akhir zaman.

Mengawali kebangkitan Sayyidina ‘Isa bin Maryam as dan di saat itu mulai tercabutlah ilmu, di saat itu ilmu mulai sirna, ulama mulai wafat. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari yang sering kita dengar bahwa Allah itu akan menghilangkan ilmu tidak dengan mencabutnya dari hati para ulama akan tetapi Allah akan menghilangkan ilmu dengan mewafatkan ulama, peringatan bagi kita untuk membangkitkan generasi para ulama lagi. Agar apa? Agar Allah menjauhkan kita dari bala dan musibah dengan sirnanya ulama. Karena apa? Kalau ulama tidak ada, Rasul SAW berkata “sampai ulama tidak tersisa.” Lalu apa? Maka mereka mulai mengambil para imam, para guru yang tidak mengerti ilmu, mereka ditanya, ditanya tidak mampu menjawab melainkan berfatwa semaunya. Apa-apa yang sunnah dibilang bid’ah, yang baik dibilang musyrik, ibadah dibilang syirik, doa-doa dilarang, ziarah dilarang. Karena apa? Karena memang tidak memiliki ilmu. Bukan karena kesalahan mereka, karena kesempitan ilmu mengenai syariah dan hadits. Mereka memberikan fatwa tanpa ilmu, ilmunya sedikit, maka tidak bisa memberikan fatwa yang benar, fatwanya salah. Mereka sesat dan menyesatkan. Demikian makna dalam kalimat ini.
Akan muncul waktu dimana kurangnya ulama, sedikitnya ulama. Ilmu mulai sirna, sirna, dan sirna.

Minggu yang lalu kita berbicara tentang keutamaan para muhadditsin dan tentunya kita memahami tidak semua muhaddits itu menulis hadits-haditsnya, jadi yang tersisa sekarang ini tidak mencapai 10% dari hadits yang ada saat itu. Imam Ahmad bin Hanbal sudah kita kenal beliau hafal 1 juta hadits dengan sanad dan hukum matannya. Tetapi imam Ahmad hanya sempat menulis 20.000 hadits saja. 980.000 hadits itu sirna dengan wafatnya Imam Ahmad bin Hanbal. Ada para murid-muridnya yang menghafal tentunya. Dimasa itu, menghafal lebih ditekankan daripada menulis hadits.

Kalau di masa sekarang, orang punya ilmu menulis buku, di zaman itu tidak menulis kecuali kalau ada permintaan. Ada permintaan orang dari jauh minta seratus sanad hadist. Ditulis, kirim kesana seratus sanad hadits. Ada lagi yang meminta fatwa seribu hadits tentang shalat. Tulis hadits dan sanadnya, lalu dikirim kesana. Tetapi mereka tidak menulis semua hadits yang mereka kumpulkan. Karena apa? Di masa itu hafalan yang diandalkan, karena belum ada percetakan. Kalau zaman sekarang, kita mau bawa ke seluruh dunia, cukup di internet sudah sampai ke seluruh dunia dakwahnya. Tulis semua yang kita ketahui, tulis hadits, AlQuran, ayat, fatwa semua akan bermanfaat.
Di masa itu tidak ada percetakan, ditulis apa gunanya? Siapa yang mau membaca 1 buku. Saat ini, kalau kita tulis maka dicetak 1 rim, 10 rim, yang baca banyak. Zaman itu lebih efektif mengajar dengan hafalan. Karena apa? Karena tidak ada percetakan. Siapa yang memperbanyak buku itu? Tidak ada foto copy, tidak ada koran, tidak ada telepon, tidak ada internet, yang ada murid datang pada guru, itu saja. Bisa begitu tadi adalah belajar dan mempelajari, yaitu murid mendatangi guru, diajarkan hadits, pulang dan kira-kira begitu. Datang lagi dan sampai munculnya masa di mana mulai sirna hadits.

Sehingga kalau sekarang ini kita kumpulkan semua hadits, hanya mencapai kurang sedikit dari 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya. Kalau dikumpulkan kurang dari 100.000 hadits. Jadi kalau ada Al Hafidh di masa sekarang, seperti Guru Mulia kita Al Hafidh Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh, beliau itu hafal lebih dari 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, beliau mengambil juga bukan hanya dari musnid-musnid yang ada seperti Musnad Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Imam Hakim, Imam Bukhari. Tetapi beliau juga mempunyai sanad-sanad hadits yang sampai kepada beliau riwayat sanad daripada yang diluar jumhur muhadditsin. Jadi bisa mencapai lebih dari 100.000 hadits dan beliau sampai ke derajat Al Hafidh. Dan tinggal beberapa orang saja di dunia ini yang sampai ke derajat Al Hafidh dalam ilmu hadits.

Sekarang Ma’had Darul Musthofa mempunyai peraturan baru. Pesantren beliau itu yang masuk kesana syaratnya hafal Alquran dan hafal 2.000 hadits. Demikian salah satu syarat bagi mereka yang mau belajar bersama beliau. Karena barangkali beliau sudah melihat dan sudah waktunya menumpahkan tugasnya ilmu hadits yang beliau miliki, yang selama ini barangkali terpendam karena keterbatasan kemampuan dari orang-orang yang belajar kepada beliau. Sekarang beliau sudah buka yaitu syarat masuk Darul Musthofa hafal 2.000 hadits dan hafal Alquranulkarim, baru bisa masuk menjadi murid beliau untuk diturunkan keluasan ilmu hadits yang beliau miliki. Semoga Allah memakmurkan pesantren ini dan Allah panjangkan usia beliau dan semoga Allah SWT memakmurkan dunia ini dengan para ahli hadits dan para ulama.

Tidak terjadi kiamat hingga muncul banyaknya gempa bumi, kata Rasul SAW. Sudah mulai sirna para ulama. Ini sudah kita lihat. Penghafal hadits kita tinggal sedikit. Jadi zaman sekarang, kalau ada orang yang berfatwa lalu dikatakanlah, “Ini haditsnya dhaif.” Sebentar-sebentar Anda katakan haditsnya Imam Syafii ini haditsnya dhaif. Anda tahu berapa hadits? Ini hadits kalau dikumpulkan sekarang tidak sampai 100.000 hadits. Zaman dahulu orang bicara tentang sholat, ia punya ribuan hadits. Imam Bukhari di dalam kitab Tadzkiratul Huffazh, didatangi oleh muridnya dan berkata, “Wahai imam aku menyusup ke satu wilayah. Di sana aku di uji tentang hadits-hadits sholat.” Ayo haditsnya wudhu apa, bagaimana haditsnya i’tidal, bagaimana haditsnya sujud, itu didaerah sana. Imam Bukhari berubah wajahnya, marah beliau. “Tidak pantas kau masuk Masjid di uji seperti itu. Kalau aku masuk ke situ, akan aku keluarkan 10.000 hadits shahih tentang sholat saja.” 10.000 hadits shahih tentang sholat saja beserta sanad dan hukum matannya. Ini keadaan mereka di masa itu. Imam Bukhari jauh setelah Imam Syafii.

Sebagaimana saya sampaikan minggu yang lalu Imam Syafii sudah jadi Imam, barulah Imam Bukhari lahir. Imam Syafii lahir tahun 150 H, usia 12 tahun sudah mencapai ke derajat Al Hafizh dan Imam Bukhari lahir tahun 194 H. Jadi Imam Syafii sudah 44 tahun, Imam Bukhari baru lahir. Ini Imam Bukhari seperti itu, bagaimana Imam Syafii? Jadi tentunya para ulama dan hujjatul Islam berhati-hati. Kalau Imam Syafi’i sudah bilang seperti ini, pasti dibelakangnya terhimpun sekian ribu hadits yang tidak sempat beliau sampaikan, diantaranya pembacaan doa nisfu Sya’ban. Pembacaan Yasin 3X itu yang menyarankan adalah Imam Syafi’i. Beliau tidak akan mengada-ada. Kalau beliau mengada-ada, sudah ratusan Al Hafizh dan pakar hadits yang menentang adat-istiadatnya ini di masa lalu. Niscaya mereka telah berkata, “Imam Syafi’i bikin hal yang bid’ah, ngapain baca Yasin 3X di malam nisfu Sya’ban?” Tetapi nyatanya mereka malah ikut baca. Kalau ikut baca berarti pasti ada riwayat tsiqahnya, akan tetapi mungkin dari sekian juta hadits hanya kurang dari 100.000 hadits yang ada di masa sekarang ini. Sudah terhapus haditsnya, tetapi cukup fatwa Imam Syafi’i sebagai hujjah untuk diikuti oleh para imam dan para hujjatul Islam yang lainnya. Ini mereka yang mengerti ilmu hadits dan mustholahul hadits. Yang tidak, maka berkata, “Ya… kalau tidak ada hadits shahihnya tidak usah diikuti.” Tentunya tidak demikian, lihat fatwa dan guru-guru yang bersanad sampai kepada para imam, sampai kepada Rasulullah SAW.

Kiamat tidak terjadi hingga muncul gempa di mana-mana. Imam Ibn Hajar Al Asqalani menjelaskan bahwa gempa ini sudah ada sejak dari zaman Nabi Adam as, tetapi yang dimaksud Rasul di sini, gempa itu makin banyak dan dahsyat. Di zaman sekarang ini banyak gempa yang dahsyat, muncul tsunami, gempa dahsyat di wilayah Muslimin. Salah satu bentuk dari tanda-tanda munculnya akhir zaman.

Dan selanjutnya adalah semakin terasa dekatnya waktu. Baru kemarin Idul Fitri sekarang sudah mendekat malam 1 Ramadhan. Demikian cepatnya waktu berputar. Rasanya baru kemarin selesai sekolah, sekarang sudah mau menikah. Demikian cepatnya, waktu tidak terasa di akhir zaman. Imam Ibn Hajar juga menukil bahwa yang dimaksud diantaranya adalah usia yang semakin singkat. Dimasa Rasul, umur 60 tahunan sekarang hanya 30 tahunan saja usia manusia. Dan muncul fitnah-fitnah, hal yang kecil jadi fitnah, hal yang tidak berarti jadi fitnah, hanya masalah gerakan jari sedikit saja (sms) ribuan orang yang memusuhinya. Hanya karena jari kecil saja bisa menyebabkan fitnah yang besar. Membuat orang bunuh satu sama lain, saling pecah silaturahmi. Demikian hadirin-hadirat, hanya masalah kecil bisa menjadi fitnah yang besar.

Dan juga mulai banyak terjadi pembunuhan, di sini pembunuhan di sana pembunuhan. Anak membunuh ayahnya, ayah membunuh anaknya. Terus terjadi pembunuhan. Hal yang mustahil terjadi puluhan tahun yang lalu, sekarang terjadi. Belum pernah ada yang namanya anak mau menyiksa dan membunuh ibunya. Sekarang mulai muncul seperti itu dan semakin banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun