Mohon tunggu...
Dedi Ems
Dedi Ems Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Various organizations during school and college. highest position General Secretary of the Student Senate of the Faculty of Economics, Andalas University. working experience at BRI starting from staff until reaching twice as Head of BRI Branch (Padangpanjang and Sampang). And various Section Heads at Regional Offices and Inspection Offices in several BRI Regional Offices / Kanins.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Gara-gara Covid-19, Driver Online Jadi "ODP" dan Semakin Parah

2 April 2020   09:14 Diperbarui: 3 April 2020   01:29 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Masyarakat sudah familiar dengan work from home (WFH), stay at home (SAH), tidak ada lagi acara ngumpul-ngumpul, nongkrong di warung kopi/cafe, seremonial, pesta pernikahan, ke mall dan sebagainya.

Bahkan kegiatan belajar mengajar untuk para siswa/mahasiswa "diliburkan". Istilahnya belajar di rumah dengan tutorial secara online.

Dan yang lebih urgen lagi adalah acara ibadah yang selama ini dilakukan bersama di mesjid, gereja dan tempat ibadah lainnya, sekarang sudah dilakukan di rumah masing-masing.

Sehingga, mobilitas masyarakat dari dan ke tempat umum menjadi jauh berkurang. Jika ada yang penting sekali, misalnya membeli bahan kebutuhan untuk pangan, baru ke luar dari rumah. Sisi ini yang "tidak disukai" oleh para driver online. 

Gara-gara Covid-19 harga barang di pasar semakin mahal, sementara itu di sisi lain request atau order masyarakat akan alat transportasi online berkurang jauh. Akibatnya, mereka lebih banyak parkir dari pada jalan membawa penumpang.

Berdasarkan pengalaman mereka dalam sebulanan ini, dengan muter-muter seharian hanya dapat penumpang hanya 3 sampai 6 orang, tidak impas dengan BBM yang dibeli.

Apa lagi mereka juga harus terus menghidupi keluarganya di rumah. Tidak hanya itu, mereka juga harus membayar anguran kredit mobil/sepeda motor setiap bulannya. 

Parkir di bawah pohon di pinggir jalan, di area SPBU, atau di rumah menunggu adanya bunyi klunting smart phone mereka di rumah menjadi pilihan. Jadi mereka lebih banyak diam dan menunggu dari pada mlipir-mlipir di jalan-jalan.

Mereka seperti orang yang mengganggur yang gak punya kerjaan. Karena kondisinya demikian, penghasilan mereka menurun jauh, dan bahkan pernah Rp. 0 dalam sehari. Perhatikan salah satu caption berikut ini:

Foto 2 sumber : Facebook Sahabat Grab Jawa Timur.
Foto 2 sumber : Facebook Sahabat Grab Jawa Timur.
Berarti dalam minggu tersebut (tanggal 23-29 Maret 2020) jika dirata-rata seharinya hanya dapat Rp. 24.429,-, tidak sampai Rp. 25.000,-. Menyedihkan sekali. Sakno, kata orang Surabaya...

Dalam obrolan driver di radio tersebut menyebutnya dirinya sebagai "ODP", tidak sebagai mana istilah dalam Convid-19, yaitu Orang Dalam Pengawasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun