Mohon tunggu...
Dede Taufik
Dede Taufik Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Catatan PGP: Koneksi Antarmateri Modul 1.4 Budaya Positif

12 Oktober 2023   21:48 Diperbarui: 12 Oktober 2023   22:19 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Tampilan Depan Koneksi Antarmateri

Salam dan bahagia! Pada kesempatan kali ini Pade akan berbagi catatan pembelajaran Pendidikan Guru Penggerak (PGP) di alur Koneksi Antarmateri Modul 1.4 Budaya Positif. Dimana, catatan ini sebagai pengingat diri dan mempermudah pencarian kembali jika suatu saat membutuhkannya. 

Dalam catatan ini, tentunya berdasarkan dengan panduan yang ada yaitu menjawab beberapa pertanyaan dan disesuaikan dengan point-point yang akan digunakan dalam penilaiannya. Namun, pengerjaannya masih jauh dari kesempurnaan dan sesuai dengan kemampuan dan pemahaman Pade tentunya.

  • Buatlah sebuah kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan  sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak.

Kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah
Dalam proses pendidikan, guru berperan sebagai pemimpin pembelajaran. Seorang pemimpin pembelajaran, tentunya harus bisa menciptakan budaya positif di sekolah. Penciptaan budaya positif dapat dilakukan dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan  sekolah/kelas, dan segitiga restitusi.

1. Disiplin Positif
Disiplin positif merupakan sebuah cara yang dilakukan agar murid dapat memiliki nilai-nilai kebajikan yang dikenal dengan Profil Pelajar Pancasila, yaitu:

  • Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
  • Mandiri
  • Bernalar Kritis
  • Berkebinekaan Global
  • Bergotong royong
  • Kreatif

2. Motivasi perilaku (hukuman dan penghargaan)


Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, menyatakan ada 3 motivasi perilaku manusia:

  • Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman

- Tingkat terendah dari motivasi perilaku manusia. 

- Pertanyaannya: Apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya?

  • Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain

- Pertanyaannya: Apa yang akan saya dapatkan apabila saya melakukannya?

  • Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya

Pertnyaannya: Akan menjadi orang yang seperti apabila saya melakukannya?

3. Posisi kontrol restitusi

Menurut Gossen, ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua, ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol ini telah melalui serangkaian riset dan juga berdasarkan pada teori Kontrol Dr. William Glasser.

  • Penghukum
  • Pembuat Merasa Bersalah
  • Teman
  • Pemantau
  • Manajer

Dari kelima posisi kontrol yang paing baik adalah manajer. Karena posisinya guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.

4. Keyakinan sekolah/kelas

  • Nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati bersama untuk menciptakan lingkungan yang positif.
  • Keyakinan sekolah/kelas harus mudah diingat dan dipahami bersama.

5. Segitiga restitusi.

Sisi 1. Menstabilkan Identitas

- Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan

- Kamu bukan satu-satunya yang pernah melakukan ini

Sisi 2. Validasi Tindakan yang Salah
- Kamu tentu punya alasan mengapa melakukan itu
- Adakah cara yang lebih efektif untuk mendapatkan apa yang kamu butuhkan?

Sisi 3. Menanyakan Keyakinan
- Keyakinan Kelas apa yang telah kita sepakati?
- Kamu mau jadi orang yang seperti apa?

Keterkaitan Materi Budaya Positif dengan Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak.

Dalam menciptakan budaya positif, Guru Penggerak yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Tentunya harus menerapkan filosofi among Ki Hadjar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani dan didukung oleh pola pikir inkuiri apresiatif (IA). Sehingga, visi yang telah ditentukan yaitu mewujudkan murid yang cerdas, berakhlak, dan bernalar kritis berdasarkan Profil Pelajar Pancasila dapat terwujud.


Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman Anda atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol,  teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh

Hal menarik yang menjadi pengalaman atau materi pembelajaran yang baru saja diperoleh yaitu:

1. Disiplin positif: sebagai cara agar murid belajar nilai-nilai kebajikan universal yang diyakini.

2. Teori kontrol: Terdapat 5 posisi kontrol yaitu penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer. Jujur, jika diingat-ingat kembali biasanya saya seringkali menggunakan posisi sebagai pembuat merasa bersalah kemudian posisi sebagai teman. Ternyata, yang paling bagus itu adalah memposisikan diri sebagai manajer.

3. Teori motivasi (hukuman dan penghargaan): Hukuman dan penghargaan tidak efektif dalam menerapkan budaya positif.

4. Kebutuhan dasar manusia: Ada 5 kebutuhan dasar manusia yaitu Kebutuhan untuk bertahan hidup, perasaan diterima, kebebasan, kesenangan, dan penguasaan. Jika seseorang tidak bisa mendapatkan kebutuhannya dengan cara yang positif, mereka bisa melanggar peraturan atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.

5. Keyakinan kelas: Harus mudah diingat, dipahami, dan disepakati bersama.

6. Segitiga restitusi: Langkah segitiga restitusi yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan. Dalam pelaksanaanya, ketiganya harus lengkap dan berututan.

  • Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

Apakah posisi manajer yang terbaik yang harus diterapkan oleh seorang guru dalam mendisiplinkan siswa?

saya akui sebelum mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif, posisi yang seringkali saya gunakan adalah posisi pembuat merasa bersalah dan teman. Namun ternyata, setelah dipelajari ada posisi yang paling baik yaitu posisi manajer. Dimana, pada posisi ini seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau. Selain itu di posisi manajer, murid juga diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya dan kebutuhan orang lain. Sehingga, penekanannya bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada.

Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)
Dalam melakukan perubahan tentunya ada tantangan yang akan dihadapi. Apalagi saya mengajar di kelas 6, yang merupakan jenjang tertinggi di SD. Dimana, kebiasaan-kebiasaan pendisiplinan sudah melekat dalam dirinya dari mulai kelas 1 sampai kelas 5. Sehingga, kebiasaan-kebiasaan tersebut menjadi sebuah tantangan yang harus diperbaiki.

Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

Solusi yang bisa dilakukan sebagai sebuah alternatif yaitu melakukan pembiasaan secara bertahap. Pembiasaan itu diharapkan nantinya akan menjadi kebiasaan baru yang membentuk budaya positif.

Perubahan yang terjadi
Setelah mempelajari modul 1.4, saya mulai merubah cara berfikir saya untuk memposisikan diri sebagai manajer dari yang awalnya sebagai pembuat merasa bersalah dan teman. Hal itu karena guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri.

  • Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

Pengalaman saya dalam menerapkan posisi kontrol terkadang masih saja spontanitas menerapkan posisi diri sebagai pembuat rasa bersalah. Hal itu karena sudah terbiasa dilakukan sebelum-sebelumnya. Namun ketika sadar, maka diulang kembali dengan menerapkan posisi sebagai manajer.

  • Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

Perasaan saya ketika melakukan proses pembelajaran tentunya senang dan bangga karena bisa memperoleh pengetahuan baru terkait restitusi. Selain itu, merasa antusias untuk segera menerapkannya agar perubahan diri ke arah lebih baik bisa segera terealisasikan.

  • Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Pengalaman dalam penerapan yang sudah baik yang melibatkan diri murid dalam pembelajaran adalah saling tolong menolong. Dimana, ketika pembelajaran matematika ada beberapa murid yang belum bisa. Maka, murid yang sudah bisa langsung membantu mengajarinya. Tolong menolong ini adalah salah satu keyakinan kelas 6 SDN Raharja.

Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Yang perlu diperbaiki dalam penerapan konsep posisi kontrol yang melibatkan murid adalah harus selalu konsisten dalam menerapkan posisi manajer.

  • Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini,  posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?

Pengalaman masa lalu

Sebelum mengetahui dan memahami 5 posisi kontrol. Jujur, posisi yang sering saya pakai adalah posisi pembuat merasa bersalah. Perasaannya kurang begitu nyaman, karena kondisi kelas tiba-tiba hening.

Penerapan di masa mendatang

Setelah mempelajari modul ini, penerapan posisi kontrol yang akan saya pakai di masa mendatang adalah posisi manajer.

Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

Perasaan saya terkait pengalaman belajar tentunya senang, apalagi setelah mengetahui dan memahami materi modul 1.4. Banyak sekali ilmu yang diperoleh ketika belajar tentang budaya positif. Dimana, telah menjawab persoalan perasaan kekurangnyamanan ketika kondisi kelas tiba-tiba hening karena memposisikan diri sebagai pembuat merasa bersalah pada waktu itu.

Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP

Ketika beristirahat setelah kegiatan rapat PGRI Ranting, ada beberapa guru yang sedang asyik ngobrol terkait dengan sebuah posisi antara guru dan siswa. Katanya, saat ini guru harus menjadi teman atau seperti teman. Agar guru dan siswa menjadi lebih dekat.

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

Sebelum mempelajari modul 1.4, jika diingat-ingat pasti saya pernah menerapkan konsep segitiga restitusi. Namun, tidak secara lengkap. Tahapan yang dilakukannya adalah vaidasi tindakan yang salah dengan menanyakan apa alasannya murid melakukan kesalahan tersebut?

  • Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul 1.4 ini ada hal lainnya yang menurut saya penting untuk dipelajari agar budaya positif bisa tercipta bagi seluruh warga sekolah yaitu bagaimana cara menangani siswa yang inklusif (anak dengan kebutuhan khusus). Karena di sekolah saya ada beberapa siswa yang termasuk dalam kategori inklusif.

Demikian catatan pembelajaran PGP Angkatan 9 di alur Koneksi Antarmateri Modul 1.4 Budaya Positif.

Salam dan bahagia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun