Standar pertama, ketika Timnas Indonesia gagal lolos ke Piala Dunia 2026 dan masih dilatih Shin Tae-yong, maka yang disalahkan adalah pelatihnya.
Standar kedua, ketika Indonesia gagal ke Piala Dunia 2026 di bawah kepelatihan Patrick Kluivert, yang disalahkan adalah pemainnya yang dianggap belum siap untuk bersaing menuju Piala Dunia.
Itulah standar ganda yang harus tidak terjadi di media sosial nanti jika Indonesia gagal lolos ke Piala Dunia 2026.
Seyogyanya, apa pun hasilnya nanti yang tetap harus dinilai terlebih dahulu adalah federasi dan pelatih, baru pemainnya. Bukan diubah-ubah hanya demi untuk subyektivitas.
Bahkan, jika Indonesia berhasil lolos pun yang harus diapresiasi terlebih dahulu adalah federasi dan pelatih, baru pemainnya. Karena sekali lagi, pemain di atas lapangan lazimnya atas dasar keputusan pelatih bukan desakan pihak lain. Dan pelatih yang datang untuk bekerja membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia juga karena keputusan federasi.
Inilah yang baru namanya standar obyektif, mutlak, dan tidak digandakan demi kepentingan subyektif. (***)
Ditulis oleh penyuka sepak bola yang masih awam, Deddy HS.
Malang, 11 Oktober 2025.
Baca juga: Ini Harapan Penggemar jika Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI