Maka dari itu, apa pun hasilnya nanti, saya hanya berpikir tentang perlunya apresiasi besar kepada mereka yang telah menancapkan standar pertama seberapa jauh kita melangkah menuju Piala Dunia.
Dari sanalah, kita perlu untuk memperbaiki lagi sistem sepak bola kita sehingga ke depan Timnas Indonesia kita tidak hanya bergantung kepada diaspora didikan luar negeri melainkan bisa juga menghasilkan diaspora didikan dalam negeri seperti yang dilakukan Jepang, Korea Selatan, Iran, dan kini sedang disusul juga oleh Uzbekistan.
Tim nasional yang sedemikian rupa bagi saya akan menjadi ideal ketika dipadukan dengan melimpahnya diaspora Indonesia di luar negeri. Mereka juga tetap berhak membela Merah Putih, sama seperti yang lahir di tanah air.
Namun, kita juga perlu mempunyai (sangat) banyak pemain didikan dalam negeri yang berstandar internasional, agar fondasinya juga kuat, bahkan sejak tingkat junior.
Dan, salah satu cara agar kita bisa membangun fondasi kuat tersebut adalah dengan menyediakan tunjangan masa tua bagi para atlet agar anak-anak muda kita bisa termotivasi untuk fokus mengembangkan dirinya sebagai atlet profesional.
Ketika mereka berkembang secara individu, maka yang akan memetik hasilnya juga negara (pemerintah dan masyarakat). Maka dari itu, pemikiran saya saat ini hanyalah tentang tunjangan masa tua kepada para pemain timnas kita.
Bagaimana dengan saya? Apakah tidak ada hal menarik yang akan saya lakukan jika Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026?
Tidak ada.
Bagi saya, sukses atau tidaknya Timnas Indonesia nanti di Kualifikasi Putaran Keempat tidak sepenuhnya berpengaruh dalam hidup saya.
Sepak bola memang menjadi salah satu semangat saya, tetapi saya juga menyadari bahwa tidak (belum) sepenuhnya memberi dampak besar bagi hidup saya.
Maka, ketika Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, saya perkirakan hidup saya akan tetap seperti biasanya. Jadi, saya juga akan menjalani rutinitas seperti biasanya.
Walaupun, saya juga tidak tahu tentang masa depan. Bisa saja setelah ini saya mendapat tawaran kerja sebagai juru tulis di bidang keolahragaan sebuah instansi. Siapa tahu? Hehe. (***)